Kandidiasis merupakan penyakit infeksi jamur yang masih sering dijumpai di masyarakat. Salah satu jenis kandidiasis yang banyak menyerang masyarakat adalah kandidiasis oral yang terjadi akibat infeksi rongga mulut karena pertumbuhan abnormal dari jamur Candida albicans.
Pertumbuhan C.albicans berlebih ini terjadi antara lain karena terjadinya penurunan imunitas tubuh akibat kemoterapi, penggunaan antibiotika dalam jangka panjang, serta konsumsi gula yang tinggi.
“Pertumbuhan abnormal dari jamur jenis ini menyebabkan rasa tidak nyaman karena menimbulkan rasa terbakar dan mulut kering,” jelas Meta Juniatik, mahasiswa Fakultas Farmasi UGM, Senin (16/5) di Fakultas Farmasi UGM.
Meta menyebutkan terapi kandidiasis oral dapat dilakukan dengan pemberian obat kumur (mouthwash) yang mempunyai aktivitas anti kanadida. Sementara dari sejumlah penelitian terdahulu, minyak serai dan minyak jeruk purut telah terbukti memiliki aktivitas anti fungi terhadap C.albicans. Kedua minyak tersebut dapat dijadikan alternatif terapi kandidiasis oral.
Bersama dengan keempat temannya dari Fakultas Farmasi, yaitu Khoirunnissa Hidayati, Fransisca Priskaningtyas Wulandari, Na’imatul Munawaroh, serta Nurul Pangestuti mencoba membuat formulasi kombinasi antara minyak serai dan minyak jerut purut untuk mengobati penyakit akibat C.albicans. Untuk memberikan kenyamanan dalam pemakaiannya, mereka membuat nanoemulsi kombinasi minyak serai dan minyak jeruk purut dalam bentuk sediaan obat kumur.
“Untuk mendapatkan formula mouthwash yang jernih dan stabil, kombinasi minyak serai dan minyak jeruk purut dapat diformulasi menjadi suatu sediaan nanoemulsi,” terangnya.
Dalam penelitian tersebut nanoemulsi diformulasikan dengan menggunakan Water Titration Method. Guna mendapatkan nanoemulsi yang jernih dan stabil dilakukan optimasi minyak kombinasi dan VCO.
“Formula terbaik dikarakterisasi lalu dilakukan pemeliharaan kandungan senyawa kimia minyak atsiri dalam formula dan diuji aktivitas antikandidanya,”ujarnya.
Hasilnya menunjukkan bahwa nanoemulsi minyak serai dan minyak jeruk purut terbukti memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan jamur penyebab rongga mulut. Formula nanoemulsi minyak serai dan minyak jeruk purut tersebut lebih efektif menghambat pertumbuhan C. Albanicans daripada minyak tunggal atau kombinasi minyak sebelum diformulasi.
“Formula nanoemulsi kombinasi kedua minyak tersebut mempunyai daya hambat C.albicans tujuh kali lebih efektif dibandingkan kelompok kontrol,”imbuh Nurul.
Obat kumur kombinasi minyak serai dan minyak jerut purut yang dikembangkan mahasiswa Faramasi ini tidak hanya mampu mengobati jamur penyebab infeksi pada rongga mulut secara efektif. Obat kumur yang dihasilkan pun memiliki rasa dan bau formula yang menyegarkan.
“Obat kumur ini juga tidak menggunakan alkohol sehingga aman,” tuturnya.
Meski teruji memiliki daya hambat tinggi terhadap kanadida, Nurul mengatakan bahwa kedepan masih dibutuhkan berbagai uji lanjutan. Misalnya, uji iritasi primer dan uji toksisitas formula nanoemulsi agar dapat dikembangkan menjadi mouthwash antikandidiasis oral sebagai alternatif terapi kandidiasis oral yang nyaman, aman, dan efektif. (Humas UGM/Ika)