Pimpinan universitas mengadakan dialog bersama mahasiswa untuk membahas dua rancangan SK Rektor terkait penyesuaian Uang Kuliah Tunggal (UKT), Senin (16/5) di University Club UGM. Hal-hal yang dibicarakan dalam pertemuan ini diantaranya mengenai tenggat waktu pengajuan penurunan UKT, penjelasan mengenai RKAT, serta rasionalisasi besaran kenaikan UKT.
“SK Rektor ini sifatnya masih rancangan. Jadi, kita perlu me-review bersama sebelum nanti ditetapkan,” ujar Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., setelah membacakan tujuh poin utama terkait UKT hasil respons dan masukan berbagai pihak.
Salah satu bagian dalam rancangan SK yang menjadi perhatian mahasiswa adalah terkait rentang waktu pengajuan penurunan UKT yang dilakukan pada periode pembayaran, serta batas waktu pembayaran yang dirasa terlalu singkat. Selain itu, muncul pula usulan tambahan klausul mengenai pemberian keringanan dalam kasus meninggalnya sumber pembiayaan mahasiswa.
Menanggapi hal ini, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med.Sc., Ph.D., menyampaikan bahwa pihak Rektorat terbuka terhadap usulan tersebut sehingga mahasiswa dapat menyerahkan formulasi mekanisme yang diharapkan.
Pada forum itu, Dekan Fakultas Teknik, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., juga menjelaskan mengenai kenaikan UKT di Fakultas Teknik, termasuk kenaikan sebesar 15-20% untuk UKT 4 . Kenaikan ini, menurutnya, ditetapkan dengan menghitung inflasi serta kenaikan biaya operasional. Ia juga menambahkan bahwa besaran UKT saat ini adalah sebesar 40-50% dari Biaya Kuliah Tunggal (BKT).
“Kami mencoba menggunakan anggaran untuk kualitas yang selalu ditingkatkan. Untuk yang benar-benar tidak bisa membayar pasti akan kami bantu,” jelasnya.
Dalam dialog ini juga diputuskan bahwa dalam minggu ini akan dilakukan dialog di tingkat fakultas antara dekanat dengan mahasiswanya terkait besaran UKT yang diusulkan. Minggu depan hasil diskusi ini akan dibawa pada diskusi di tingkat universitas. Hasil dari diskusi diharapkan juga akan selesai pada tanggal 2 Juni mendatang.
Sementara itu, terkait kantin Sosio Humaniora, dalam kesempatan ini disampaikan beberapa poin yang telah dihasilkan dari diskusi antara Direktorat Aset, pusat studi, BEM KM serta BEM dari 5 Fakultas Sosio Humaniora, yaitu universitas akan menyediakan tempat berkumpul bagi mahasiswa di kantin Sosio Humaniora. Diskusi terkait perencanaan pembangunan ini nantinya akan turut melibatkan perwakilan dari mahasiswa.
Selain itu, UGM juga memberi kesempatan bagi pengelola kantin yang ada saat ini agar nanti dapat berjualan di kantin tersebut, dengan syarat memenuhi standar kualitas kesehatan dan kenyamanan. UGM juga akan memfasilitasi peningkatan kualitas ini dengan memberikan pelatihan kepada para pedagang.
Di akhir dialog rektor menyampaikan apresiasi terhadap jalannya dialog dan setiap masukan yang diberikan oleh mahasiswa. Ia berharap para mahasiswa dapat terus hadir dalam dialog yang berlangsung setiap bulan untuk menjaga jalinan komunikasi yang baik di waktu-waktu mendatang. (Humas UGM/Gloria)