Hikmat Hardono, S.E., Akt, Direktur Gerakan Indonesia Mengajar, berbagi pengalaman dengan 1200 calon wisudawan program diploma dan sarjana periode Mei 2016. Dalam acara bertajuk “Pembekalan Calon Wisudawan”, Hikmat Hardono mengajak lulusan menjadi pengajar muda di daerah terpencil.
Aktif di bidang pendidikan dan kemanusiaan, Hikmat Hardono yakin bahwa setiap manusia pernah mengalami dan dihinggapi perasaan gelisah. Saat menjadi mahasiswa maka seseorang akan dihinggapi kegelisahan kapan lulus, kapan kerja, dan ketika sudah bekerja dihinggapi kapan nikah dan seterusnya.
“Semua menyebalkan. Kalau belum lulus pertanyaannya kapan lulus, kalau sudah lulus pertanyaannya kapan kerja? kalau sudah kerja pertanyaannya kapan nikah? Gelisah ini tentu adalah hak Anda. Tapi yang ingin saya sampaikan, gelisah tentang diri sendiri dan gelisah tentang publik tidak harus dipertentangkan,” ujarnya di Grha Sabha Pramana, Bulaksumur, Selasa (17/5).
Menurut Hikmat Hardono sebagian dari kita memiliki kegelisahan di luar diri. Karena itu, ia meyakini bila setiap orang memiliki kegelisahannya sendiri-sendiri, baik tentang dirinya maupun di luar dirinya.
“Oleh karena itu, Indonesia Mengajar ingin mengajak Anda bergabung melalui rekrutmen sampai 31 Mei 2016 ini. Saya yakin sebagian dari Anda merasa gelisah di luar diri Anda. Anda menggelisahkan anak-anak di luar sana, tetangga-tetangga, bangsa dan lain-lain,” katanya.
Telah banyak inisiatif program dihasilkan dari Gerakan Indonesia Mengajar, seperti munculnya kelas inspirasi yang dilakukan profesional dengan mengajar di sekolah-sekolah. Hingga saat ini, terdapat 146 kelas inspirasi yang dikerjakan di 146 kota.
“Biaya nol rupiah dan lebih dari 20 ribu profesional kelas menengah profesional terlibat pekerjaan ini,” jelasnya.
Hikmat menjelaskan peminat yang sudah mendaftar Indonesia Mengajar sebanyak 91 ribu lebih. Dari proses seleksi tersebut nantinya Indonesia Mengajar akan menerima sebanyak 671 orang pengajar muda.
“Meski peluang dibawah 0,74, tapi UGM tetap sebagai pengirim kontingen terbesar para pengajar muda karena sebanyak 10 persen pengajar muda berasal dari UGM,” tuturnya.
Beberapa lulusan UGM yang terlibat di Indonesia Mengajar diantaranya adalah Agus Rahmanto seorang konsultan bagi lembaga-lembaga besar dunia dan Indonesia. Selain itu, Mathilda, alumni Teknik Kimia UGM yang pernah menjadi engineer di Tripata dan konsultan di Pricewaterhouse Coopers dan kini tengah bersiap kuliah di Michigan University. (Humas UGM/ Agung)