Badan kerja sama internasional Jepang yaitu Japan International Cooperation Agency (JICA) melakukan visitasi ke UGM. Kunjungan tersebut dilakukan tim JICA untuk mengklarifikasi dan memverifikasi substansi rencana pengembangan infrastruktur UGM yang tertuang dalam Green Book UGM 2016.
Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., menyampaikan UGM saat ini fokus melakukan pengembangan dan penguatan riset dalam bidang kesehatan, farmasi, energi, serta teknik rekayasa. Untuk mendukung upaya itu, sejumlah pembangunan infrastruktur telah direncanakan UGM yakni dengan membangunan beberapa pusat novasi dan laboratorium.
“UGM akan membangun 10 pusat inovasi guna penguatan riset, menghasilkan produk aplikatif yang bisa ditangkap oleh dunia industri dan bermanfaat bagi masyarakat,” jelasnya, Selasa (17/5) saat Courtesy and Discussion Fact Finding Mission JICA.
Adapun 10 pusat inovasi itu akan dibangun antara lain di Fakultas Farmasi, Fakultas Hukum, Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, dan Fakultas Kehutanan. Berikutnya, Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, serta Sekolah Vokasi. Pengembangan pusat-pusat inovasi ini dibantu pembiayaannya oleh pemerintah melalui program G to G dari JICA.
Oleh karena itu, UGM bekerja sama dengan pihak industri melakukan pengembangan teaching industry. Teaching industri ini nantinya akan dibangun di Kabupaten Kulon Progo.
“Disanalah mahasiswa UGM, khususnya mahasiswa Sekolah Vokasi, bisa belajar langsung di industri mulai awal kuliah hingga akhir studi sehingga keterampilan mereka dapat semakin meningkat,” harapnya.
Menurut Dwikorita pembangunan pusat inovasi tersebut juga ditujukan untuk meningkatkan daya saing riset di UGM. Dengan produk-produk berkualitas yang dihasilkan itu diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor produk luar negeri dalam berbagai bidang, termasuk alat kesehatan, obat, dan lainnya. (Humas UGM/Ika)