Kegiatan kemahasiswaan merupakan salah satu bagian penting dari proses pembelajaran seorang mahasiswa, disamping kegiatan akademik. Oleh karena itu, sudah selayaknya perguruan tinggi juga memberikan perhatian lebih bagi penyelenggaraan kegiatan kemahasiswaan.
“Kita tidak bisa hanya fokus pada kegiatan akademik. Kegiatan kemahasiswaan adalah program yang harus terus dikembangkan dan diakomodasi karena kegiatan ini sangat bermanfaat untuk mengasah soft skill,” ujar Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UGM, Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med.Sc., Ph.D., dalam Rembuk Nasional Bidang Kemahasiswaan, Jumat (27/5) di University Club UGM.
Pernyataan senada juga disampaikan oleh Direktur Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Dr. Didin Wahidin, M. Pd. Perguruan tinggi, menurutnya, harus menjadikan kegiatan akademik dan kegiatan kemahasiswaan sebagai suatu kesatuan pembelajaran yang utuh.
“Jangan seolah-olah ada dikotomi antara kegiatan akademik dan kegiatan kemahasiswaan. Kita bukan hanya mengajarkan anak supaya pintar ini pintar itu, tapi mewujudkan suatu pendidikan yang utuh bagi para mahasiswa kita,” paparnya.
Menurut Didin hal itu penting untuk menjawab tantangan pada saat ini, terutama melihat pergeseran kiblat dunia baik dalam hal ekonomi, politik, maupun pendidikan, dari yang sebelumnya terfokus pada Amerika dan Eropa, dan kini mulai condong ke wilayah Asia.
“Kita tidak boleh hanya jadi penonton, tapi kita persiapkan mahasiswa ke arah sana agar tidak hanya jadi objek dari kebijakan, tapi juga jadi penentu dalam banyak hal,” ujarnya.
Terkait tujuan tersebut, ia menilai salah satu kemampuan yang dapat diasah melalui kegiatan kemahasiswaan adalah kemampuan kewirausahaan mengingat masih sedikitnya jumlah warga Indonesia yang menjadi wirausaha.
Meski demikian, ia menyayangkan masih kecilnya perhatian perguruan tinggi untuk kegiatan kemahasiswaan. “Kita tidak pernah berhenti menekankan bahwa kegiatan mahasiswa itu penting. Dan memang semua mengakui bahwa hal itu penting, namun pada implementasinya porsi untuk hal ini masih kecil, bahkan sering diabaikan karena dianggap membebani anggaran,” tambahnya.
Pertemuan yang dihadiri pimpinan bidang kemahasiswaan dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia ini mengangkat tema Berkontribusi dalam Tata Kelola Kemahasiswaan untuk Memajukan Negeri. Sesuai dengan tema yang diangkat, dalam pertemuan ini para perwakilan perguruan tinggi saling membagikan pengalaman dalam pengelolaan bidang kemahasiswaan, baik terkait penerapan peraturan dari kementerian, kebijakan universitas, maupun tuntutan yang sering muncul dari para mahasiswa.
Dengan adanya pertemuan ini, ia berharap setiap perguruan tinggi dapat menunjukkan komitmennya untuk mendukung kegiatan kemahasiswaan. Selain itu, munculnya aspirasi atau ide yang muncul dapat menjadi masukan dalam pengelolaan program-program di masing-masing perguruan tinggi. (Humas UGM/Gloria)