Fakultas Peternakan UGM bekerja sama dengan Badan Pembangunan Perbatasan dan Daerah Tertinggal Provinsi Kalimantan Barat menyelenggarakan pelatihan “Usaha Manajemen Peternakan Ayam Lokal dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat” bagi 16 peternak di Provinsi Kalimantan Barat. Dalam pelatihan ketiga yang berlangsung di Fakultas Peternakan pada 26–29 Mei lalu, para peternak mengikuti sesi penyampaian materi serta kunjungan lapangan.
Ketua Pusat Kajian Pembangunan Peternakan (PUSKAPENA) Fakultas Peternakan UGM sekaligus ketua panitia, Ir. Ambar Pertiwiningrum, M.Sc., Ph.D, mengatakan bahwa pelatihan ini diadakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat perbatasan yang saat ini kondisinya masih berada di bawah penduduk di Pulau Jawa, serta di bawah penduduk Malaysia.
“Banyak masyarakat di perbatasan antara Indonesia dan Malaysia mengonsumsi daging yang yang berasal dari Malaysia, padahal di daerahnya terdapat potensi unggas yang berlimpah,” imbuhnya.
Usaha dalam bidang peternakan merupakan salah satu pilihan utama masyarakat pedesaan. Ternak ruminansia (sapi, kambing, Kerbau) hingga ternak unggas (ayam komersil, ayam lokal, itik) menjadi beberapa pilihan untuk digeluti dalam mencari nafkah. Namun, banyak masyarakat yang berhenti beternak setelah mengalami kegagalan akibat minimnya pengetahuan dalam aspek budidaya maupun manajemen peternakan. Pada akhirnya masyarakat hanya memelihara ternak dalam skala rumah tangga sebagai tabungan hidup atau sekadar untuk memenuhi kebutuhan protein.
Minimnya pengetahuan dan informasi dalam budidaya ternak, khususnya ternak ayam, menjadi hambatan dalam mengembangkan usaha peternakan di desa perbatasan. Maka dari itu, pelatihan ini ditujukan untuk memberikan ilmu terkait manajemen peternakan unggas mulai dari sektor penyediaan pakan untuk membantu menyediakan pakan unggas berdasarkan bahan pakan yang mudah dijumpai hingga manajemen reproduksi unggas. Selain itu, peserta juga diberikan pelatihan tentang pembentukan kelompok ternak serta manajemen kelembagaan untuk memperkokoh usaha peternakan unggas.
“Dengan mempelajari manajemen pakan, manajemen reproduksi, manajemen pemeliharaan yang berbasis kearifan lokal serta manajemen kelembagaan, diharapkan masyarakat perbatasan dapat mengetahui secara umum bagaimana membentuk sebuah usaha unggas yang bermanfaat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan,” tambahnya.
Sementara itu Dekan Fakultas Peternakan, Prof. Ali Agus, DAA., DEA., menyampaikan bahwa produk peternakan memiliki andil untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ia pun berharap peserta memperoleh ilmu dan networking dalam pelatihan ini.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang Ekonomi dan Sosial Budaya Badan Pembangunan Perbatasan dan Daerah Tertinggal Provinsi Kalimantan Barat, Dra. Roslina, berharap pelatihan ini dapat meningkatkan keterampilan masyarakat di kawasan perbatasan sehingga mereka tidak lagi mendatangkan ayam dari Malaysia, melainkan sebaliknya dapat mengekspor ayam. (Humas UGM/Gloria)