Pertambahan usia akan menyebabkan penurunan fungsi-fungsi tubuh manusia. Salah satunya adalah penurunan fungsi otot dan juga keseimbangan tubuh. Hal ini menyebabkan banyak lansia mengalami tirah baring (bedrest). Tirah baring sendiri merupakan suatu perawatan kedokteran yang membutuhkan berbaringnya pasien di tempat tidur dalam jangka waktu yang lama.
Selain faktor usia, beberapa kasus menyebabkan seseorang harus menjalani tirah baring. Misalnya, seseorang yang mengalami patah tulang, stroke, kehamilan yang memiliki risiko tinggi perdarahan, dan juga penyakit jantung.
Pasien yang mengalami bedrest akan mengalami kesulitan dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar (toileting). Pasien perlu menggunakan popok, kateter, atau menggunakan pispot.
“Penggunaan alat-alat tersebut memiliki beberapa dampak risiko seperti infeksi, ruam popok, dan juga iritasi. Bagi sebagian orang penggunaan alat alat tersebut juga dirasa kurang nyaman,” kata Mia Purnama, mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM, Kamis (2/6) di kampus setempat.
Melihat kondisi ini Mia bersama dengan Agitta Tri Putra (Fakultas Teknik), Fatwa Januarya (Fakultas Teknik), Yudan Rudi (Fakutas Teknik), dan Farhan Tandia (Fakultas Teknik) tergerak mengembangkan alat untuk mengatasi persoalan itu. Kelimanya berupaya menciptakan suatu alat yang dapat membantu pasien dengan tirah baring dalam melakukan kebutuhan toileting.
Mia menjelaskan alat didesain seperti tempat tidur dan dipasang suatu alat yang dapat digunakan untuk toileting pasien. Ketika pasien memiliki keinginan untuk buang air besar atau buang air kecil maka pasien dapat membuka dan menutup alat pispot secara otomatis melalui tombol yang ada disamping pasien. Sementara untuk melakukan pembersihan area genital dapat dilakukan dengan mengaktifkan pompa menggunakan sensor tangan dari pasien. Selang air secara otomatis akan melakukan pembersihan pada area genital pasien.
“Selain untuk memudahkan pasien, alat ini juga diharapkan mampu menciptakan kemandirian pasien yang mengalami tirah baring atau bedrest,” terangnya.
Selain dapat diaplikasikan di rumah sakit, nantinya alat ini dapat digunakan untuk pasien yang melakukan perawatan di rumah. Dengan begitu, dapat memudahkan anggota keluarga dalam merawat sanak-saudaranya yang mengalami tirah baring. (Humas UGM/Ika)