Dosen politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta, Herman Santjoko, SKM, M.Si., berhasil meraih gelar doktor bidang ilmu lingkungan dari Sekolah Pascasarjana UGM, Jumat (4/6). Dalam ujian terbuka promosi doktor ini Herman mempertahankan disertasinya mengenai perkembangan penyakit berbasis air pascabencana gempa bumi dalam perspspektif spasial ekologis di Kabupaten Bantul.
Di hadapan tim penguji, promovenduz mengatakan secara umum perkembangan penyakit berbasis air yang diderita penduduk sebelum dan sesudah bencana gempa bumi 27 Mei 2006 dengan kekuatan 5,9 skala richter tidak ada perbedaan terlalu signifikan. Namun, pada dekade pascabencana gempabumi, pola perkembangan penyakit berbasis air yang diderita penduduk mempunyai karakteristik berbeda berdasarkan spasial ekologisnya. “Penyakit kulit mendominasi penduduk daerah dataran pesisir, penyakit diare mendominasi penduduk daerah dataran kaki vuklkanik, daerah perbukitan menderita penyakit ISPA,” terangnya.
Menurut Herman perbedaan karakteristik perkembangan penyakit berbasis air ini ditunjukkan dengan keberadaan faktor risiko dominan, yakni daerah dataran kaki vulkanik mempunyai karakter akibat adanya perubahan alih fungsi dan tata guna lahan. Sementara daerah perbukitan karakternya akibat kodisi biofisik dan sosial ekonomi yang sudah melekat di daerah tersebut.
Selain itu, peneklitian ini juga menghasilkan temuan bahwa perkembangan penyakit leptospirosis merupakan salah satu jenis penyakit baru bagi penduduk daerah perbukitan, daerah dataran kaki vulkanik dan daerah dataran pesisir untuk wilayah Kabupaten Bantul. (Humas UGM/Gusti Grehenson)