Sebanyak 32.606 peserta mengikuti Ujian Tulis UGM, Minggu (5/6) secara serentak di 4 lokasi, yakni Yogyakarta, Pekanbaru, Balikpapan dan Jakarta. Jumlah peserta yang mengikuti ujian mandiri UGM ini meningkat 14 persen dibanding tahun lalu yang mencapai 28.603 peserta. Peserta tes paling banyak berada di lokasi Yogyakarta yakni 27.930, diikuti Jakarta 2.602, Pekanbaru 1.716 dan Balikpapan sebanyak 358 orang.
Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati,M.Sc.,Ph.D., mengatakan mahasiswa yang diterima di UGM lewat jalur ini sebanyak 30 persen dari jumlah daya tampung. “Sebetulnya mahasiswa yang diterima di UGM, 40 persen melalui jalur SNMPTN, 30 persen SBMPTN, sisanya 30 persen lewat Ujian Tulis,” kata Rektor kepada wartawan saat meninjau pelaksanaan ujian di Fakultas Teknik UGM.
Rektor menerangkan Ujian Tulis UGM merupakan penjaringan terakhir yang dilakukan UGM untuk menjaring calon mahasiswa program sarjana dan gelombang pertama untuk Program Diploma. Sebelumnya, UGM telah melakukan seleksi mahasiswa lewat Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Khusus untuk ujian mandiri ini sepenuhnya dilakukan oleh UGM mulai dari proses pendaftaran, pembuatan soal, pelaksanaan hingga proses pengawasan saat ujian berlangsung. “Ujian ini merupakan ujian mandiri yang dilaksanakan oleh UGM, soal-soal yang di tes dibuat oleh UGM sendiri,” katanya.
Pelaksanaan Ujian Tulis UGM di Yogyakarta dilaksanakan di kampus UGM dan 25 sekolah yang ada di kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Sedikitanya, ada 72 lokasi dengan 992 ruang yang dipakai untuk pelaksaan ujian. Sementara jumlah pengawas yang terlibat sebanyak 2.950 pengawas yang terdiri dari 742 dosen, 1.651 karyawan dan 558 orang guru. “Kita bekerja sama dengan 25 sekolah, maka kita juga meminta para guru untuk mengawasi dengan koordinator para dosen yang sebelumnya sudah dilatih terlebih dahulu,” kata Koordinator Pelaksanaan Ujian Tulis UGM, Prof. Iwan Dwi Prahasto.
Carla Mayasni, 52 tahun, salah satu pengawas ujian yang ditemui di ruang lantai 1 Departemen Fisika, Fakultas Teknik, menuturkan ia mengawasi dua orang peserta berkebutuhan khusus. Ia mengawasi dan memandu dua orang tuna rungu saat ujian dengan menggunakan bahasa isyarat. “Kita membantu isyarat saja, membantu mereka untuk mengecek soal lengkap atau tidak, kapan waktu mengisi data dan kapan waktu mereka mengerjakan soal,”kata guru dari sekolah SLB di Bantul ini.
Direktur Pendidikan dan Pengajaran UGM, Dr. Sri Peni Wastutiningsih, mengatakan peserta yang mengikuti ujian tulis UGM kali ini terdapat 10 orang peserta yang berkebutuhan khusus masing-masing 4 orang tuna netra, 3 tuna rungu dan 3 tuna daksa. (Humas UGM/Gusti Grehenson)