Ada banyak cara untuk menyampaikan pesan moral kepada para anak muda agar mereka selalu menjauhi perilaku negatif dan terus bersemangat dalam meraih cita-cita. Salah satunya cara unik yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa UGM yang memiliki ide dan gagasan menuangkan kalimat pesan moral lewat mantel tas atau cover bag. Pemilihan media mantel tas ditujukan kepada pelajar dan mahasiswa yang terbiasa menggunakan tas ransel selama beraktivitas. Penyampaian pesan lewat mantel tas ini dilakukan para mahasiswa UGM untuk mendukung gerakan revolusi mental yang dicanangkan pemerintah sebagai gerakan nasional memperbaiki karakter bangsa.
Ide untuk menyampaikan pesan moral lewat mantel tas ini berasal dari pengalaman Nurul Fajriati Setyaningrum, mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM, yang mengaku menggunakan tas ransel sejak duduk di bangku sekolah. Ia pun sering menyaksikan banyak siswa dan mahasiswa memakai mantel tas di jalan saat datang musim hujan. Setelah itu, terbersit ide untuk membuat mantel tas yang berisi pesan-pesan moral selain memotivasi si empunya namun juga menggugah bagi orang lain yang membacanya. “Saya sering menggunakan mantel tas sejak sekolah, bahan dan desainnya biasa saja, lalu saya berpikir kenapa tidak ditulis pesan dan ajakan moral. Jadi, bukan sekadar melindungi tas dari hujan dan panas,” kata Nurul, Selasa (7/6).
Pembuatan mantel tas yang berisi pesan moral ini menurut Nurul dikerjakan bersama dengan keempat rekannya yakni Rahadian Pradipta, Mahasiswa dari Fakultas Teknik, Aji Dwi Pratama dari Mahasiswa Fakultas Geografi, Annisa Rachmawati dari Fakultas Kedokteran dan Affifah Nuur Mila dari Fakultas MIPA.
Beberapa kalimat pesan yang mereka desain pada mantel tas diantaranya Ilmu tidak Didapat dengan jasad yang santai, aku anak sholeh, aku pejuang kebenaran, mengeluh tidak membuatmu kuat, belajar ohm law yuk, like the rain I fall for you.
Selain pesan moral, mereka juga mendesain mantel tas yang berisi rumus-rumus fisika sehingga bisa menjadi ajang siswa untuk menghafal. “Kita sengaja membuat desain rumus mata pelajaran, agar rumus yang terasa sulit itu bisa mudah dihafal,” kata Afiffah.
Berbeda dengan mantel tas yang dijual di pasaran, mantel tas yang mereka desain selain berisi pesan moral dan kalimat motivasi, mantel ini juga dilengkapi dengan buckle pengait dan tali agar tidak mudah lepas ketika dipasang. “Sangat cocok bagi mereka yang suka traveling dan melindungi tas dari aksi copet,” kata Rahadyan Pradipta selaku ketua tim.
Menurut mahasiswa Jurusan Teknik Industri ini sasaran penjualan mantel tas saat ini lebih banyak ditujukan ke siswa dan mahasiswa yang diharapkan bisa memotivasi mereka dalam belajar dan memotivasi mereka dalam berinteraksi sosial. “Kita sengaja menorehkan beberapa pesan moral agar bisa memotivasi mereka,” kata Rahadyan.
Aji Dwi Pratma selaku bagian desain mantel menuturkan bahwa bahan tas mantel ini dibuat dari kain parasut sehingga bisa membungkus tas ransel dalam ukuran 24 liter. Mantel ini tersedia dalam berbagai warna, seperti warna merah marun, biru, biru dongker, biru laut, pink, hijau, coklat, abu-abu muda, oranye dan ungu.
Selain itu, mantel tas yang mereka namakan AKVO ini, kata Aji, sangat mudah dilipat dan disimpan dalam ukuran kecil. Annisa Rachmati menuturkan dalam waktu dekat pihaknya berencana untuk memunculkan kalimat pesan yang berisi kampanye anti kekerasan seksual dan perilaku bullying. “Kita ingin nantinya pesan moral yang disampikan bisa mengurungkan niat jahat orang lain ketika membacanya,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)