Pengenalan terhadap ASEAN Community atau komunitas ASEAN perlu dilakukan kepada masyarakat dengan berbagai latar belakang profesi ataupun usia, termasuk kepada anak-anak. Namun, sosialisasi secara formal melalui sekolah belum cukup untuk membangun kesadaran mengenai ASEAN pada anak usia sekolah dasar. Salah satu produk yang dapat digunakan sebagai media alternatif adalah ASEAN Doll, boneka khas ASEAN buatan mahasiswa UGM.
“Salah satu elemen masyarakat yang penting untuk menghadapi komunitas ASEAN adalah anak-anak. Karena itu, merupakan langkah yang baik jika sosialisasi komunitas ASEAN di Indonesia dimulai dari jenjang pertama, yakni jenjang pendidikan sekolah dasar,” ujar Ridwan, mahasiswa Fakultas Peternakan UGM, Selasa (7/6).
Bersama 4 orang temannya, Mulia Ela Syifaurrahmah dan Rifki Maulana Iqbal Taufik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Aditia Kusuma dari Fakultas Teknik, serta Wahyu Galih Yudha Purnama dari Fakultas Pertanian, ia membuat Boneka ASEAN melalui Program Kreativitas Mahasiswa di Bidang Kewirausahaan (PKM-K).
“Kami melihat sebuah peluang usaha yang menarik dan inovatif dalam menciptakan produk media sosialisasi yang bukan hanya menjadi sebuah solusi inovatif bagi pemerintah untuk melakukan sosialisasi, tetapi juga sebagai media efektif untuk mengoptimalkan kemampuan otak pada anak. Solusi inovatif tersebut kami tuangkan dalam produk Boneka ASEAN,” jelasnya.
Sebagai sebuah inovasi media sosialisasi mengenai komunitas ASEAN, produk ini mengangkat ragam budaya khas negara-negara ASEAN. Desainnya yang mengambil keunikan khas negara-negara ASEAN serta bentuknya yang menarik menjadi nilai tambah dari produk ini.
“Boneka ASEAN didesain menggunakan pakaian dengan motif atau gambar budaya khas negara-negara ASEAN, misalnya motif batik dari Indonesia, baju adat tarian Khon dari Thailand, motif gajah sebagai icon Thailand dan lain-lain,” ujar Ridwan.
Tidak hanya menarik, fungsi edukatif tetap menjadi perhatian utama dari produk ini dengan dimuatnya penjelasan mengenai negara-negara ASEAN. Ia berharap boneka ini dapat menjadi sebuah media sosialisasi yang edukatif, kreatif, inovatif, dan atraktif. Edukatif dalam hal ini berarti menghadirkan berbagai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan komunitas ASEAN, kreatif karena Boneka ASEAN didesain sebagai boneka yang memiliki tampilan menarik dan tidak kaku, serta inovatif dan atraktif karena boneka ini memiliki nilai tambah berupa unsur teknologi yang mampu menjadi media pembelajaran dengan melibatkan lebih banyak indra anak dalam proses pembelajaranya.
“Harapannya sosialisasi komunitas ASEAN di Indonesia benar-benar mampu menumbuhkan kesadaran anak- anak mengenai komunitas ASEAN,” imbuhnya. (Humas UGM/Gloria)