Lima mahasiswa D4 Kebidanan Sekolah Vokasi UGM membuat model laserasi (robekan) jalan lahir bayi (vulva vagina). Pengembangan model laserasi vagini ini ditujukan untuk membantu mahasiswa kebidanan mempelajari cara menjahit laserasi jalan lahir dengan lebih mudah dan berkualitas.
Model laserasi vulva vagina atau yang disebut dengan MOSAVANA ini dikembangkan oleh Titin Setiyani, Wafda Ardhian Latansyadiena, Mentari Evarani, Marlina Fitriya L.K, dan Kharismadhany. Mereka membuat produk ini melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) dengan dosen pembimbing Diah Wulandari, M.Keb.
Titin Setiyani Ketua tim Mosavana mengatakan media pembelajaran untuk latihan menjahit laserasi jalan lahir ini masih sangat terbatas. Yang ada baru phantom kebidanan, produk ini pun tidak bisa digunakan untuk belajar menjahit laserasi jalan lahir. Sementara, produk lainnya dengan penggunaan handscoon yang diisi dakron untuk latihan menjahit tidak menunjukkan genetalia eksterna perempuan. Kondisi ini mengakibatkan pembelajaran tidak berjalan maksimal.
“Selain menjadi alat peraga jahit perineum, Mosavana juga menunjukkan genitalia eksterna wanita. Alat peraga pendidikan untuk penjahitan laserasi jalan lahir ini merangkum fungsi dari phantom lateks dan penggunaan handscoon yang diisi dakron,” paparnya, Kamis (9/6) di Kampus UGM.
Mosavana ini juga bersifat praktis, portabel, dan bisa digunakan berulang-ulang. Saat ini produk ini sudah hadir di pasaran. Bagi Anda yang berminat dapat memesan produk ini melalui Fb: mosavanaugm, IG: mossavanaugm dan WA: 087737533354. Untuk satu produk Mosavana dijual dengan harga Rp110 ribu.
“Pemasaran kita lakukan melalui media sosial dan juga secara offline. Sudah banyak pembeli yang umumnya mahasiswa kebidanan dari berbagai kota di wilayah Yogyakarta, Jawa Tengah, bahkan Sulawesi,” imbuh Mentari.
Hadirnya Mosavana ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa kebidaanan dalam penjahitan laserasi jalan lahir. Dengan begitu, saat terjun di dunia kerja nantinya mereka bisa melakukan teknik penjahitan yang baik dan benar.
“Harapannya dengan memperoleh keterampilan penjahitan yang baik dan benar dampak penjahitan yang kurang baik seperti pembengkakan, nyeri, kemerahan, bahkan perdarahan dapat diminimalkan,”kata Mentari. (Humas UGM/Ika)