Kebakaran hutan di Indonesia merupakan salah satu bencana nasional yang menimbulkan dampak kerugian dari segi ekologi maupun ekonomi. Dari segi ekonomi, Bank Dunia mencatat kerugian yang diakibatkan kebakaran hutan mencapai dua ratus triliun rupiah pada tahun 2015.
Berangkat dari kondisi tersebut, empat mahasiswa dari Fakultas Teknik UGM di bawah bimbingan Dr-Ing.Ir. Singgih Hawibowo mengembangkan teknologi untuk membantu proses pencegahan kebakaran hutan. Teknologi yang dikembangkan Yusuf Ginanjar Putra, bersama ketiga rekannya Gewin Bestralen Muntoha, Ryan Tirta Saputra, dan Karrina Swastikaningtyas merupakan sistem peringatan dini (Early waning System) yang mampu memberikan sinyal informasi kebakaran hutan lebih dini.
“Selama ini, kebakaran hutan telah menjalar sedemikian luas sebelum dapat dideteksi. Akibatnya, proses antisipasi menjadi sulit dilakukan,” jelas Yusuf, Rabu (15/6) di gedung Departemen Teknil Nuklir dan Teknik Fisika UGM.
Sistem peringatan dini yang dikembangkan Yusuf dan ketiga rekannya mampu mendeteksi kemunculan titik api dan mengetahui dimensi spot api di suatu wliayah. Apabila luasan titik api melebihi 100 m2 maka sensor sistem akan mengirimkan sinyal ke pusat pemantauan titik api. Informasi tersebut kemudian akan direspons pusat pemantauan titik api untuk segera dipadamkan sehingga pengendalian api dapat tepat waktu dan kebakaran tidak meluas.
Yusuf menjelaskan bahwa spot api dengan luas 100 m2 berpotensi untuk menyebabkan kebakaran hutan, tetapi dibawah luasan tersebut spot api cenderung tidak berbahaya. Sistem deteksi berbasis satelit memang mampu mendeteksi kehadiran spot api, namun tidak dapat memberikan informasi mengenai dimensi dari spot api tersebut
“Sensor dari sistem peringatan dini berupa gelombang inframerah dari fenomena titik api. Selanjutnya, proses transmisi memanfaatkan gelombang radio yang menjadi keunggulan dari sistem ini, mengingat kondisi hutan yang biasanya sulit dijangkau untuk sistem komunikasi yang lain,” tambah Yusuf.
Kehadiran alat ini nantinya diharapkan mampu membantu upaya pencegahan dari bencana kebakaran hutan. Dengan begitu berbagai dampak negatif dan kerugian yang ditimbulkan akibat kebakaran hutan dapat dicegah.(Humas UGM/Catur)