Mahasiswa UGM tak henti berinovasi dan berkreasi. Seperti yang dilakukan oleh lima mahasiswa UGM ini yang berhasil mengolah ampas tebu menjadi wadah telur atau egg tray ramah lingkungan. Mereka adalah Astri Ekaputri (Fakultas Pertanian), Nabiilah Yumna Fauziyyah (Fakultas Pertanian), Ammar Bimantara Muhammad (Fakultas Teknik), Eko Ridho Dinarto (Fakultas Teknik), dan Faesal Faturrahman (FISIPOL).Kelimanya mengolah limbah pengolahan tebu berupa ampas tebu yang belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat. Kebanyakan sisa penggilingan tebu ini hanya dibuang begitu saja.
“Jumlah ampas tebu yang dihasilkan industri gula sangat banyak, tetapi hanya menjadi sampah, dibakar sehingga menimbulkan polusi lingkungan,” jelas Astri baru-baru ini.
Oleh sebab itu mereka bergerak mengolah limbah tersebut menjadi sesuatu yang bernilai guna yaitu sebagai egg tray. Uniknya, egg tray ini didesain menjadi tas ransel yang praktis dan mudah digunakan masyarakat sehari-hari serta dapat digunakan berkali-kali.
“Kami desain secara menarik, ringan, dan praktis dengan mempertimbangkan kenyamanan pengguna,” ujarnya.
Mereka berharap produk yang dikembangkan ini dapat mengurangi polusi yang disebabkan oleh limbah ampas tebu. Selain itu juga menjadi alternatif pilihan wadah telur untuk masyarakat.
Biomassa Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit
Lima mahasiswa UGM lainnya pun bergerak memanfaatkan limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dari perkebunan kelapa sawit yang belum banyak dimanfaatkan. Mereka mengolah limbah ini menjadi energi terbarukan biomassa sebagai alternatif energi yang bisa digunakan masyarakat.
Adalah Sahal Sabilil Muttaqin(Biologi), Saefullah Thaher (Teknik Kimia), Cahaya Prautama (Mikrobiologi Pertanian), Sigit Arif Anggoro (Teknik Fisika), serta Namira Nur Arfa (Biologi) pengembang biomassa dari limbah tandan kosong kelapa sawit.Sahal menyampaikan produksi tandan kosong kelapa sawit saat ini mencapai 6 juta ton. Jumlah tersebut terus meningkat seiring dengan peningkatan penanaman kelapa sawit. Kurangnya pemanfaatan limbah sawit tersebut mengakibatkan pencemaran lingkungan. Karenanya mereka meneliti potensi limbah ini untuk biomassa.
Dalam tandan kosong kelapa sawit mengandung berbagai macam serat dengan komposisi anatara lain sellulosa (45,95%), hemiselullosa (16,49%) dan lignin (22,84%). Kandungan dalam limbah tandan sawit kosong tersebut berpotensi untuk dimanfaatkan dalam pengembangan biomassa sebagai sumber energi alternatif.
Menurutnya potensi biomassa dari tandan kosong kelapa sawit Indonesia mencapai sekitar 22,75 juta ton per tahun dengan kadar air 50 % atau sekitar 9,1 juta ton kering. Oleh sebab itu mereka berusaha meneliti untuk memanfaatkan limbah tandan sawit kosong tersebut menjadi biomassa.
“Kami mengolah limbah tandan kosong menjadi granul atau sediaan padat berupa partikel serbuk berukuran kecil,” tuturnya
Cahaya menambahkan penelitian biomassa tandan kosong kelapa sawit sebenarnya telah banyak dilakukan. Hanya saja biomassa yang dihasilkan berbentuk pellete. Sementara dalam penelitian yang dilakukannya biomassa dibentuk menjadi granul. Dengan bentuk granul ini mamu menghemat ruang karena berbentuk agregrat-agregrat yang beraturan serta bentuk yang efisien.
Dari penelitian yang telah dilakukan diketahui granul tandan kosong kelapa sawit dapat digunakan sebagai bahan bakar berbasis biomassa. Granular tandan kosong mempunyai potensi daya pembakaran hampir sama seperti energi batu bara untuk pembangkit listrik. Selain itu juga bisa dimanfaatkan dalam skala industri dan rumah tangga sebagai energi terbarukan yang ramah lingkungan. (Humas UGM/Ika)