Toksoplasmosis merupakan salah satu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh protozoaToxoplasma gondii dengan prevalensi yang cukup tinggi. Hampir sepertiga dari populasi manusia di dunia terinfeksi oleh protozoa berada pada kucing ini. Infeksi bakteri ini memang jarang menimbulkan gejala klinis yang nyata, tetapi pada wanita hamil bisa menyebabkan keguguran dan gangguan neurogikal pada janin.
Sementara itu, pengobatan pada penderita toksoplasmosis agak sulit dilakukan karena parasit dapat membentuk kista pada jaringan. Selain itu, mempunyai mekanisme pertahanan terhadap sistem imun inang.
“Selama ini penderita toksoplasmosis diterapi dengan antibiotik seperti spiramisin,pyrimethaminedansulfadiazine, akan tetapi pemberian antibiotik tersebut mempunyai kontra indikasi dengan wanita hamil dan dapat membunuh flora normal pada saluran pencernaan,” kata Difti Rosalina R, mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM, Jum’at (17/6).
Melihat kenyataan ini, Difti bersama dengan Mulya Fitranda AR., Vincentia T. Yoelinda, Beatrix dan Dody Adi Nugroho dari FKH berupaya membuat sebuah formula untuk mengatasi persoalan itu. Kelimanya memanfaatkan bahan alam yaitu urang-aring dalam pembuatan obat yang diberi nama Albatox.
“Urang-aring memiliki kandungan senyawa wedelolactone yang bisa meningkatkan kemampuan sel imun dan titer antibodi dalam tubuh manusia,” jelasnya.
Guna membuktikan potensi urang-aring untuk meningkatkan kekebalan tubuh, mereka pun meneliti lebih intesif. Penelitian dilakukan dengan menginfeksi tikus Wistar berusia dua bulan dengan takizoitT. gondii. Dari hasil ujiLatex Agglutination Test(LAT) dan uji fagositosis makrofag diketahui tikus yang diinfeksi dengan takizoitT. gondiidan diobati dengan Albatox dapat memproduksi antibodi lebih cepat dibandingkan dengan yang tidak diobati. Tidak hanya itu, kemampuan fagositosis dari makrofag tikus yang diobati juga menujukkan peningkatan.
“Albatox dapat meningkatkan sistem imun pada penderita toksoplasmosis. Hal ini terbukti pada hari ketiga pasca infeksi sudah terbentuk antibodi terhadapT. gondiipada tikus yang diobati Albatox, sedangkan pada tikus yang tidak kami obati antibodi baru muncul pada hari ke-6 pasca infeksi,”paparnya.
Meskipun telah terbukti mampu meningkatkan imunitas, kedepan masih diperlukan penelitian secara lebih mendalam. Dengan demikian bisa diketahui efektivitasnya pada peningkatan imunitas manusia. (Humas UGM/Ika)