Untuk membantu pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) SRIOCA di Dukuh Tulung, Desa Srihardono, Pundong, Bantul, lima mahasiswa UGM berinovasi membuat mesin pencetak Mie Des “UKM SRIOCA” Tipe Hidrolis. Dengan mesin pencetak Mie Des “UKM SRIOCA” Tipe Hidrolis karya mahasiswa UGM ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi kerja dan higienitas produk.
Kelima mahasiswa UGM tersebut, adalah Pranedya Atria, Anditya Sridamar Pratyasta (Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem), Muhammad Rifqi (Departemen Teknik Mesin dan Industri), Dipta Bthari Candraruna (Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian) dan Muhamad Ali Shodiqi (Departemen Teknologi Industri Pertanian). Tim PKM Teknologi UGM ini mendapat bimbingan dari Prof. Dr. Ir. Bambang Purwantana, M. Agr.
Anditya Sridamar Pratyasta menjelaskan rumah produksi Mie Des atau “Mie Deso” yang berada di Dukuh Tulung, Desa Srihardono, Pundong, Bantul merupakan mie khas Pundong yang bahan baku utamanya berasal dari singkong. Salah satu permasalahan yang dihadapi UKM SRIOCA ini adalah proses pembentukan adonan menjadi mie basah.
“Pembentukan adonan masih sederhana, yaitu pengirisan dengan tangan. Proses ini tentu memakan waktu lama dan membuat tingkat pekerja di UKM Srioca bekerja ekstra keras saat pesanan banyak,” jelas Anditya, di Kampus UGM, Jum’at (17/6).
Anditya menuturkan pada hari-hari biasa pesanan Mie Des ke UKM SRIOCA mencapai 80 kg per hari. Sementara di sisi yang lain, UKM SRIOCA berkeinginan mengembangkan bussiness line di bidang pembuatan mie kering.
“Permasalahan inilah yang kemudian menginspirasi kami berlima untuk membuat inovasi Mesin Pencetak Mie Des UKM SRIOCA. Dengan mesin ini kami berharap dapat meningkatkan efisiensi dan higienitas dalam memproduksi mie,” tuturnya.
Anditya menjelaskan perancangan alat pencetak Mie Des tipe hidrolis ini menyesuaikan dengan sifat fisik bahan Mie Des yang berbeda dengan mie pada umumnya. Alat ini memiliki cetakan khusus yang dapat diganti sesuai bentuk mie yang diinginkan.
Tinggi dari alat dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dalam pengoperasian dan dapat terjamin kontinuitasnya. Dalam penyediaan sistem hidrolis, tim PKM Teknologi UGM mendapat bantuan dari PT. Infinity Hydropower, Jakarta, sebagai mitra kerja dalam perancangan.
“Sementara untuk perbengkelan bekerja sama dengan CV Tunas Karya Jogjakarta. Dengan Mesin Pencetak Mie ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi UKM SRIOCA sehingga dapat menambah daya jual ekonomi olahan pangan lokal yaitu Mie Des,” Anditya.
Dipta Bthari Candraruna menambahkan pembuatan Mie Des selama ini dilakukan oleh tiga orang pekerja. Mereka membuat adonan kemudian memipihkan adonan sambil ditaburi terigu untuk kemudian dipotong-potong dengan menggunakan pisau.
Efektivitas penggunaan alat ini terletak pada kegiatan memotong, waktu tunggu pemipihan adonan, dan pemotongan sehingga bentuk mie dapat lebih teratur. Kapasitas kerja UKM SRIOCA dalam proses pemipihan hingga pemotongan sebelum dengan alat ini adalah 10,7 kg/jam, namun kini setelah diintroduksi alat menjadi 31,5 kg/jam dengan daya listrik 1500 watt.
Dipta menuturkan kelima mahasiswa UGM yang tergabung dalam Tim PKM Teknologi ini akan terus melakukan pendampingan dalam pengoperasian dan maintenance alat. Semua dilakukan agar UKM menjadi benar-benar familiar dengan alat baru ini.
“Sementara untuk pengembangan lanjutan alat juga akan terus dilakukan seperti modifikasi sistem penggantian cetakan agar lebih cepat dan ringkas. Kami berharap alat ini dapat dikenalkan secara lebih luas terutama kepada para perajin mie di Jogjakarta dan sekitarnya,” papar Dipta Bthari. (Humas UGM/ Agung)