Silat atau Silek Harimau minangkabau adalah sebuah seni beladiri pencak silat yang berasal dari Sumatera Barat. Silek/Silat Harimau Minangkabau merupakan silat klasik dengan gerakan yg sangat indah.
Silat ini pada awalnya hanya diajarkan untuk berperang, dan tak jarang hanya digunakan oleh para pengawal raja-raja. Meski begitu, dibalik keindahan gerakannya, tersembunyi serangan-serangan mematikan.
Serangan mematikan ini bertujuan untuk melumpuhkan lawan dan membunuh lawan dengan sangat cepat. Bagi orang yang baru melihat sekali aplikasi pertarungan dari silat ini, maka akan menyimpulkan silat yang “terlalu sadis”.
Namun dengan mengenalkan dengan bentuk baru dan modern, semua itu kini terbantahkan. Pandangan masyarakat umum yang menganggap bahwa Pencak Silat itu kuno, tidak canggih, dan sesat akan sangat keliru.
“Karena itulah, Tim PKM (Program Kreativitas mahasiswa) UGM meneliti sebuah kebudayaan lokal nusantara, yaitu meneliti Pencak Silat Harimau Minangkabau dalam perspektif Filsafat Nusantara untuk membentuk karakter bangsa,” ujar Muhammmad Zidny Kafa, mahasiswa Fakultas Filsafat UGM, Jum’at (17/6).
Berharap agar tak ingin punah di negeri sendiri, serta mengkaji nilai-nilai esensial dari Pencak Silat Harimau Minangkabau, Zidny Kafa menjelaskan bahwa masuknya bela diri luar ke Indonesia telah memengaruhi eksistensi dari pencak silat. Bahkan, banyak orang tua kini lebih mengarahkan anak untuk mengikuti bela diri luar yang dinilai lebih bagus dan hebat.
“Seperti Kung Fu, Taekwondo, Muang Tai, Yongmodo, dan lain-lain. Sementara silat dinilai kurang canggih dan tidak bermutu. Hingga pada anggapan-anggapan melakukan ritual-ritual yang bersifat absurd, kuno, tertinggal zaman, dan lain sebagainya,” jelasnya.
Bagi Zidny, kondisi saat ini sangat aneh. Sebab, banyak orang dari luar negeri, seperti dari Perancis, Asutralia dan Malaysia justru datang ke Indonesia untuk belajar Silek Harimau. Demikian pula, saat tampil di luar negeri Silat Harimau selalu mendapat sambutan dari penonton.
Karena itu, ia berharap kepada masyarakat agar lebih dapat mengenal kembali Pencak Silat sebagai kebudayaan dan seni beladiri asli Indonesia.
“Karena setiap daerah dan ras memiliki kebudayaan tersendiri yang tidak bisa disebutkan satu persatu,” tuturnya. (Humas UGM/ Agung)