Mahasiswa program studi Teknik Fisika, Teknik Mesin, Ilmu dan Industri Peternakan Universitas Gadjah Mada menciptakan sebuah teknologi perangkat sortasi telur non-fertil berbasis sensor visual yang diaplikasikan untuk meningkatkan efisiensi produksi peternakan. Mereka adalah Luthfi Zharif, Ahmad Sony Alfathani, Dwi Erlianto, Ike Tutwuri dan Elinda Luxitawati.
Alat yang diciptakan kelima mahasiswa ini menggabungkan teknik pengolahan citra dan kecerdasan buatan untuk mengenali kondisi telur baik fertil, infertil, dan busuk. Kondisi telur dapat dikenali hanya dengan beberapa klik pada komputer. Pengembangan alat ini memadukan cahaya inframerah dan kamera web untuk menerawang telur dan menentukan kondisi telur berdasarkan tingkat kecerahan citra telur.
Luthfi menjelaskan cara kerja alat ini mirip dengan teknik candling manual, di mana mata dan otak manusia dapat digantikan oleh kamera web termodifikasi dan program komputer. Kamera web menangkap citra telur yang sedang diteropong. Kamera web tersebut dapat menangkap cahaya gelombang tampak dan inframerah sehingga citra akan lebih jelas. Citra tersebut kemudian diolah untuk diambil bagian telurnya saja.
Selanjutnya setiap telur dalam citra tersebut diekstrak karakteristiknya, yaitu tingkat kecerahan dan teksturnya. Karakteristik tersebut kemudian dimasukkan dalam bagian sistem kecerdasan buatan berbasis Jaringan Syaraf Tiruan yang sudah terlatih.
“Output dari bagian sistem kecerdasan buatan ini adalah kondisi telur yang dikenali sistem,” ujarnya baru-baru ini.
Ike berharap alat ini bisa memberikan manfaat bagi peternak dan industri kecil yang bergerak dalam usaha penetasan telur ayam. Dengan alat ini mampu memangkas tenaga dan waktu dalam proses candling, yaitu proses peneropongan telur untuk mengetahui kondisi telur.
“Penyortiran telur dapat mencapai 180 telur per menit, lebih cepat dibandingkan dengan metode candling manual yang hanya mencapai 36 telur per menit,” tuturnya.
Saat ini alat telah diaplikasikan di industri penetasan Widi Farm di daerah Widodomartani, Sleman, Yogyakarta. Kedepan diharapkan dapat diterapkan di peternak dan Industri-industri kecil lainnya di Indonesia agar mampu bersaing dalam kancah Masyarakat Ekonomi Asean 2015.(Humas UGM/Ika)