Peringkat UGM naik cukup signifikan di tingkat Asia berdasarkan riset dari Lembaga pemeringkat perguruan tinggi dunia Quacquarelli Symonds (QS). Jika tahun lalu peringkat UGM berada pada posisi 137 maka tahun ini naik di peringkat 105. Sementara itu, itu di level Asia, Universitas Nasional Singapura masih berada di peringkat teratas.
Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., mengatakan pemeringkatan perguruan tinggi ini berdasarkan beberapa indikator, seperti reputasi akademik, jumlah pertukaran mahasiswa ke luar negeri serta jumlah riset.
“Peringkat ini bukan tujuan akhir namun sebagai pemicu agar UGM bekerja dan berkarya lebih baik lagi,”kata Dwikorita kepada wartawan, Kamis (23/6).
Menurut Dwikorita selain menerapkan beberapa indikator tersebut pihak QS juga telah menentukan 3 kriteria, yaitu memiliki program studi sarjana dan pasca sarjana; menggelar riset minimal di dua dari program studi seni dan humaniora, ilmu alam, ilmu hidup, ilmu sosial, serta teknologi dan rekayasa ; dan disurvei dari responden staf pengajar dan staf administrasi secara global.
“Meski telah mensurvei semua perguruan tinggi hanya 11 yang memenuhi indikator dan kriteria tadi,”imbuhnya.
Rektor menjelaskan tahun 2015 lalu sudah banyak pula program studi yang terakreditasi internasional, antara lain FEB (AACSB), Teknik Kimia (iChemE) dan 21 program studi yang terakreditasi AUN baik AUN-AQA (Ilmu Farmasi, Kimia, Pendidikan Dokter, Biologi, Teknik Geologi, Teknik Sipil, Ilmu Hukum, Pendidikan Dokter Gigi, Peternakan, Sastra Inggris, Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Teknologi Industri Pertanian, Matematika, Antropologi, Kedokteran Hewan, Psikologi, Teknik Mesin, Ilmu Ekonomi, dan Teknik Industri) maupun AUN DIES (Ilmu Komunikasi dan Manajemen dan Kebijakan Publik).
“Masih ada beberapa prodi yang baru proses akreditasi, seperti Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Teknik Geodesi dan Geomatika, Akuntansi, Kehutanan dan Pendidikan Dokter (pembaruan)),” katanya.
Senada dengan itu, Kepala Kantor Jaminan Mutu UGM, Prof. Dr. Indra Wijaya Kusuma, M.B.A., mengatakan hasil pemeringkatan ini sejalan dengan upaya perbaikan data yang telah dilakukan akhir 2015 lalu. Indra menuturkan upaya riil untuk mendorong peningkatan kualitas pendidikan di UGM antara lain dengan meningkatkan internasionalisasi.
Ia mencontohkan jumlah dosen asing yang mengajar di UGM naik dari 3% menjadi 8%. Selain itu, jumlah dosen UGM yang dikirimkan dalam pemeringkatan tersebut juga bertambah dari 2.400 orang menjadi 3.500 orang berkat tambahan dosen baru maupun perbaikan database dosen. “Kita juga buat newsletter untuk dikirim ke luar negeri selain hibah-hibah penelitian yang terus meningkat,” papar Indra.
Menurut Indra tahun ini UGM juga membiayai 12 international summer program unggulan yang bercirikan Indonesia namun dikenal di dunia. Harapannya, dengan dukungan seluruh stakeholder dan civitas akademika kualitas pendidikan UGM akan semakin baik, akses dan pengakuan pihak luar akan semakin meningkat (Humas UGM/Satria)