Tim Gama Melon melakukan sosialisasi melon unggul Tacapa kepada kelompok Tani Ngombol Purworejo. Kegiatan sosialisasi ini merupakan upaya pengenalan budidaya melon kepada masyarakat di lahan pasir, setelah sebelumnya kegiatan yang sama juga dilakukan di Blitar dan Yogyakarta. Selain melakukan sosialisasi, kegiatan ini diikuti dengan memanen melon Tacapa Green Black, Silver dan Gold bersama-sama kelompok Tani setempat.
Ketua Tim Gama Melon, Dr. Budi Setiadi Daryono M.Agr.Sc, mengatakan pengenalan dan panen melon Tacapa ini dilakukan dengan mengajak masyarakat menanam melon untuk menambah penghasilan petani sekaligus mengajak petani meminimalkan penggunaan pestisida pada tanaman melon. “Ketahanan melon Tacapa khususnya terhadap jamur tepung dapat meminimalkan penggunaan pestisida selama proses penanaman sehingga memperkecil kemungkinan adanya residu pestisida dalam buah melon,” kata Budi, Jumat (24/6).
Menurutnya, Tim Gama Melon berkerja sama dengan kelompok Petani Ngombol sudah menanam melon Tacapa di lahan budidaya sejak beberapa bulan lalu. Padahal, di lahan budidaya milik kelompok tani tersebut merupakan lahan dengan tanah berpasir dan angin kencang serta cuaca yang tak menentu, namun tidak mengalami gagal panen. “Karena tetap bisa panen, membuat petani Ngombol tertarik untuk membudidayakan melon Tacapa lebih luas lagi,” ujar staf pengajar Fakultas Biologi UGM ini.
Ia menjelaskan Tim Gama Melon telah melakukan panen pertama yang dilaksnakan hari Senin lalu. Saat dipanen, Melon Tacapa Gold dengan warna kulit buah kuning keemasan yang muncul sejak buah melon masih muda itu juga ikut andil untuk dipanen. Melon Tacapa Gold memiliki warna daging buah hijau, berat 2,5-4 Kg dan manisnya tidak kalah dengan Green Black dan Silver, dengan tingkat kemanisannya mencapai 12 brix.
Melon ini diberi nama Tacapa Gold karena kulitnya berwarna kuning seperti emas dan merupakan tindak lanjut serta pengembangan melon Kultivar Tacapa Green Black dan Silver yang benihnya telah diproduksi sejak 2015 lalu. Budi Setiadi Daryono menjamin melon rakitannya ini minim residu pestisida dan bebas ethrel, sejenis bahan kimia yang digunakan untuk mematangkan buah. “Melon ini memiliki daya simpan yang lama dan daging buahnya akan berubah warna menjadi lebih menarik saat masak, sehingga tidak memerlukan ethrel,” ujarnya.
Sosialisasi yang dihadiri kurang lebih 20 orang petani ini cukup berhasil membuat para petani antusias mengetahui lebih lanjut melon Tacapa dan melon jenis lain produk Gama Melon. Dari sosialisasi ini diketahui bahwa petani melon masih banyak menggunakan ethrel dan belum mengetahui bahayanya jika dikonsumsi. Selain itu, mereka berharap dapat menanam produk-produk melon unggul dari Gama Melon. Salah satu anggota kelompok tani Ngombol, Barno, sangat antusias Tim Gama Melon melaksanakan sosialisasi melon Tacapa di daerahnya. “Panen melon ini bisa membuat petani yang lain tertarik untuk menanam,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)