Untuk membangun kawasan kampus yang lebih tertib, aman, dan ramah lingkungan, UGM akan melakukan penataan pada jalan Notonegoro dan Lingkar Timur. Di sepanjang jalan ini nantinya akan terdapat jalur pejalan kaki yang nyaman, jalur khusus pesepeda, serta jalur hijau. Terkait pembangunan jalur ini, penataan vegetasi menjadi salah satu agenda penting untuk dilakukan dalam waktu dekat.
“Akan ditanam lebih dari 250 pohon, namun ada beberapa pohon eksisting berada di area tersebut dan harus ditata ulang. Untuk pekerjaan itu diperlukan waktu 7 sampai 8 bulan,” ujar direktur Aset UGM, Prof. Ir. Henricus Priyosulistyo, M.Sc., Ph.D., Senin (27/6).
Tanaman yang berada di badan jalan nantinya akan dibongkar dan diganti dengan jenis pohon yang dapat menjadi tanaman peneduh, seperti pohon tanjung dan mahoni. Jenis ini dipilih karena memiliki perakaran cukup kuat dan dalam, bentuk tajuk yang baik, serta tidak menggugurkan daun (evergreen).
Terkait penanaman vegetasi di lingkungan kampus, UGM memiliki tim khusus yang bertugas untuk menata vegetasi sesuai dengan aspek estetika, keamanan, dan juga keserasian dengan lingkungan. Tidak sekadar menentukan jenis tanaman yang akan ditanam, tim ini juga secara rutin melakukan pengecekan terhadap kondisi fisik tanaman, termasuk mengidentifikasi pohon yang sudah melewati masa hidupnya dan memiliki risiko patah atau tumbang.
“Kita inventaris dan cek 100 persen pohon yang ada di kampus, kemudian pohon-pohon yang mengkhawatirkan itu kami beri tanda untuk segera ditebang,” ujar ketua tim vegetasi UGM, Prof. Dr. Ir. Moh. Naiem, M.Agr.Sc.
Faktor keamanan, menurutnya, menjadi salah satu perhatian penting dalam penataan vegetasi, mengingat faktor cuaca ekstrim seperti hujan yang disertai angin kencang dan petir dapat merusak atau menumbangkan pohon. Karena itu, hal ini juga menjadi salah satu pertimbangan untuk melakukan pemangkasan atau penebangan pohon-pohon besar.
“Banyak hujan frekuensinya tinggi, anginnya juga kencang, sehingga itu menyebabkan kekhawatiran kalau pohon tinggi-tinggi itu roboh. Tahun lalu pohon besar arboretum yang di Biologi itu juga mati terkena petir maka harus ditebang,” jelasnya.
Namun, untuk menjaga kelestarian vegetasi di lingkungan kampus, tim ini menerapkan prinsip ‘menebang 1, menanam 3’. Setiap ada pohon tua atau rusak yang ditebang, pohon tersebut harus digantikan dengan menanam 3 pohon baru.
Selain di jalur lingkar timur, tim juga sedang merancang penataan vegetasi di kawasan antara Fakultas Psikologi dan Fakultas Filsafat, serta di kawasan sekitar bendungan lembah. Di kedua lokasi ini nantinya akan ditanam pohon dengan bunga yang beraneka warna untuk menciptakan kawasan yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga bernilai estetika yang baik.(Humas UGM/Gloria)