Rehabilitasi perkerasan merupakan salah satu upaya yang sering dilakukan untuk meningkatkan kapasitas struktur perkerasan jalan akibat peningkatan beban kendaraan atau kerusakan perkerasan yang terjadi secara meluas. Langkah ini juga kerap diambil unuk rehabilitasi di area lapangan terbang.
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo, Edward Ngii, mengatakan metode pelapisan ulang atau overlay merupakan cara yang paling banyak digunakan dibanding membongkar atau mendesain ulang perkerasan. Di Indonesia, metode overlay beton yang biasa dilakukan dengan menghampar secara langsung campuran beton diatas perkerasan kaku eksisting yang dikenal dengan bonded overlay. Kendati begitu, metode ini rentan terhadap retak refleksi.
“Dampak retak refleksi bisa menyebabkan kekuatan perkerasan yang telah diperbaiki semakin menurun sehingga masa pelayanannya menjadi lebih pendek,” terangnya, Kamis 921/7) saat menjalani ujian terbuka program doktor di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik UGM.
Mempertahankan disertasi berjudul “Sifat Mekanis Beton Karet Sebagai Bahan Stress Absorbing Membrane Interlayer (SAMI) Pada Overlay di Atas Perkerasan Kaku Lapangan Terbang”, Edward menyebutkan Strees Absorbing Membrane Interlayer (SAMI) adalah salah satu bahan interlayer yang sukes digunakan pada overlay aspal. Dari penelitian terdahulu diketahui SAMI-LDPE mempunyai efisiensi dalam menahan retak refleksi di overlay perkerasan lentur sampai 62 persen. Namun, penggunaan SAMI pada overlay beton memiliki kinerja yang rendah dalam menahan retak refleksi. Sementara dari penelitian lainnya diketahui bahwa beton karet dapat dirancang memiliki sifat mekanis mendekati bahan SAMI.
Oleh sebab itu, Edward berusaha melakukan penelitian dan merancang penggunaan beton karet sebagai lapis interlayer pada overlay beton untuk perkerasan lapangan terbang yang disebut SAMI-Rubbercert. Adapun salah satu fungsi SAMI dalam sistem overlay adalah sebagai pemutus ikatan sehingga lapis overlay dan eksisting bergerak secara independen. Disamping itu, sekaligus menjamin agar kerusakan pada lapis eksisting tidak terefleksi langsung ke lapis overlay.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi campuran beton karet yang bisa dipakai sebagai interlayer di overlay perkerasan kaku untuk SAMI-RC60 adalah 60 % karet dan 40% pasir. Sedangan SAMI-RC80 dengan komposisi 80% karet dan 20% pasir. Sementara untuk perilaku regang pada SAMI-RC80 menyebabkan interlayer cenderung lebih kuat menahan beban maksimum pada balok overlay yang mengalami keretakan.
Ditambahkan Edward, antara interlayer SAMI-RC60 dan AMI-RC80 belum memberikan pengaruh signifikan terhadap perubahan lendutan di overlay. Namun demikian, hasilnya memperlihatkan perilaku regang yang mendekati hasil uji laboratorium pada pembebanan dengan dual wheel gear.
Menurutnya, penggunaan lapis interlayer akan memberikan keuntungan dalam pelaksanaan sebab bisa dihampar langsung di atas beton lama yang rusak. Dengan begitu, dapat menekan biaya dan waktu dalam proses perbaikan pra-overlay yang memakan biaya tinggi dan waktu yang cukup lama. Tidak hanya itu, bahan karet untuk lapis interlay bisa menggunakan karet dari limbah industri vulkanisir ban sehingga menekan biaya produksi. Selain itu, juga bisa mereduksi dampak lingkungan karena karet ban tidak dapat terurai dengan mudah. (Humas UGM/Ika)