UGM kembali berduka selepas meninggalnya salah satu anak didik terbaiknya yakni Yolasti Aini. Almarhumah meninggal dunia pada Rabu (27/7) karena sakit setelah beberapa waktu dirawat di RSUP. Dr. Sardjito. Puluhan pelayat mendatangi rumah duka almarhumah yang terletak di Desa Pringgolayan, Banguntapan, Bantul.
Yolasti merupakan mahasiswi Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian UGM angkatan 2013. Yolasti tengah mengikuti program KKN-PPM UGM di Desa Tlogodalem, Kertek, Wonosobo. Sebelumnya, tidak ada riwayat penyakit yang diderita Yolasti. Namun, pasca lebaran Yolasti mengeluhkan rasa mual dan pusing. Akhirnya, Yolasti dibawa ke puskesmas terdekat dari lokasi KKN dan kondisinya pun akhirnya membaik beberapa hari kemudian. Akan tetapi, tak berselang lama kondisinya kembali memburuk hingga akhirnya menjalani beberapa pemeriksaan dari beberapa rumah sakit di Wonosobo. Yolasti pun sempat dipindahkan ke RSUP. Dr. Sardjito untuk menjalani perawatan lebih intensif.
“Kami dan rekan-rekan yang lain secara bergantian mengantar dan menjaga almarhumah ketika menjalani pengobatan di Wonosobo,” ujar Kormanit KKN, Yana Darmawan, Kamis (28/7).
Yana mengatakan Dosen Pembimbing Lapangan KKN terus mengimbau seluruh peserta KKN untuk selalu menjaga kesehatan dengan istirahat teratur dan menjaga pola makan. Terkait makan, konsumsi peserta KKN diolahkan oleh warga dan mahasiswa hanya menyiapkan bahan-bahannya saja Hal tersebut membuat mahasiswa dapat menjaga kebutuhan gizi sewaktu menjalankan KKN. Yana menambahkan tidak setiap hari ada program KKN. Dalam pelaksanaannya pun tidak seharian nonstop sehingga waktu istirahat pun tetap tercukupi.
“Sakit yang diidap Yolasti tidak ada hubungannya dengan kegiatan KKN atau masalah pola makan, karena kami seluruh tim melaksanakan kegiatan yang sama,” tambah Yana.
Selama KKN almarhumah selalu ceria dan supel. Bahkan, sejak persiapan keberangkatan ia adalah orang yang paling bersemangat mencari dana untuk membantu program KKN. “Dia orangnya ceria, supel, dan bersemangat. Kami beserta teman-teman yang lain benar-benar kehilangan,” ungkap Yana.
Ibu Yolasti, Dra. Susilastuti, M.Si. menuturkan bahwa meninggalnya putri tercintanya murni diakibatkan sakit. Susi menceritakan bahwa sebelumnya tidak ada riwayat sakit yang diidap putrinya tersebut. Namun, Tuhan berkehendak lain. Yolasti yang awalnya sehat dan bersemangat mengikuti program KKN harus menderita sakit dan kemudian menghembuskan nafas terakhirnya saat pengobatan. (Humas UGM/Catur;foto: Ega)