Tiga mahasiswa UGM, Syifa Addini (S2 Magister Manajemen), Sheila Noor Baity (S1 IUP Hukum 2014) dan Hendarko Hinu Hardhanto (S1 Teknik Geologi 2011) lolos seleksi dan berhak mengikuti program workshop Orange-ASEAN di Kedutaan Besar Belanda di Bangkok. Bersama 23 peserta lain dari negara ASEAN dan Belanda, tiga mahasiswa UGM tersebut diminta mendesain solusi inovatif untuk tantangan sustainability bidang pangan di ASEAN dan Belanda.
Workshop Orange-ASEAN merupakan program insiatif pemerintah Belanda bekerjasama dengan private sector dan non-governmental partners guna menemukan solusi enterpreneurial yang inovatif. Selama tiga minggu, dari akhir bulan Juni hingga awal Juli 2016, para peserta workshop fokus membuat program pangan di tengah problem populasi yang terus meningkat, urbanisasi yang pesat dan terjadinya perubahan iklim.
“Di tengah problem-problem tersebut menjadikan sektor pangan tentu memerlukan solusi inovatif untuk dapat memproduksi makanan yang aman dan sehat untuk setiap orang dengan terus berkesinambungan,” ujar Sheila Noor Baity di Kampus UGM, Selasa (2/8).
Sheila menjelaskan selama workshop ketiga mahasiswa UGM ditempatkan dalam kelompok yang berbeda dalam upaya menyelesaikan masalah bisnis yang berkaitan dengan sustainability. Kasus-kasus yang ditangkap adalah permasalahan nyata yang dihadapi oleh klien bisnis, seperti Hendarko Hinu Hardhanto mendapatkan klien dari Wetlands International dan berhasil membuat business plan untuk masyarakat Mendawai.
Sedangkan Syifa Addini membuat laporan mengenai kesempatan Investor Belanda melakukan bisnis unggas di Thailand. Sheila sendiri bergabung dalam tim AgriProfocus yang berusaha menganalisis kesempatan agri-networking di Myanmar.
“Setiap hari Jumat diadakan presentasi kelompok yang dihadiri oleh pihak kedutaan maupun klien dan tamu undangan. Beberapa kali dalam seminggu peserta berkesempatan untuk mendengarkan guest lecture dari narasumber yang berkompeten, seperti dari Rabobank, alumni Wagenigen University dan lain-lain,” jelas Sheila.
Selain itu, diadakan pula tur ke CP Group yang merupakan perusahaan pengolahan ayam terbesar di dunia dan juga pabrik susu Friesland Campina yang produk-produknya sudah tidak asing di Indonesia. Di perusahaan-perusahaan semacam itu, kata Sheila, para peserta dapat mengetahui lebih mendalam terkait sustainable business dalam sektor ternak dan pangan.
Sheila merasa bersyukur bisa mengikuti program workshop ini. Dirinya mengaku bisa bertemu dan bekerjasama dengan banyak teman dengan bermacam latar belakang.
“Pendidikan dan usia berbeda sehingga tantangan terbesar adalah saat sadar dirinya tidak memiliki pengalaman bekerja, namun karena suasana yang terbangun dalam workshop sangat bersahabat menjadikan setiap keluh-kesah dan permasalahan yang kita hadapi selalu dibantu,” tutur Sheila.
Syifa Addini menambahkan program workshop ini merupakan program pilihan yang menawarkan banyak pengalaman dan pengetahuan khususnya untuk pemuda Indonesia. Penyampaian pemahaman terkait sustainable development sangat sesuai untuk bangsa dalam menyongsong MEA.
“Walaupun berbeda negara ternyata memiliki kesamaan, terlebih dengan mereka yang berasal dari Asia Tenggara. Dari kegiatan semacam ini, Indonesia tidak perlu minder untuk bergaul di tingkat international,” kata Syifa.
Sementara itu, Hendarko Hinu Hardhanto menilai workshop ini membuat peserta menjadi tim profesional karena dimulai dari cara-cara menganalisis kasus hingga menemukan solusinya.
Bagi Hinu yang paling berkesan adalah di saat peserta diperbolehkan menghubungi via telpon pada klien dan chanelnya dengan begitu bebasnya. Dari pengalaman ini, maka salah satu channel yang berhasil dihubungi menawarkan secara langsung untuk memasarkan produk yang akan dikembangkan dalam business plan peserta.
“Jadi, kegiatan ini dalam pandangan saya bukan sekadar kegiatan satu dua hari mendengar orang berceramah. Namun, menawarkan pada kita untuk bisa menuangkan ide-ide tentang pembangunan berkelanjutan dan mewujudkanya,” ujar Hinu.
Oleh karena itu, ketiga mahasiswa UGM tersebut berharap agar para pemuda-pemudi Indonesia bisa mengikuti program Orange ASEAN edisi berikutnya. Menurut rencana kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada 19 September – 8 Oktober 2016, di Kuala Lumpur, Malaysia dengan tema Circular Economy. Untuk pendaftaran dibuka sampai dengan 8 Agustus 2016, info lebih jelas bisa mengakses www.orangeasean.com dan facebook Orange ASEAN. (Humas UGM/ Agung)