Mahasiswa UGM terus menunjukkan prestasinya di tingkat nasional. Kali ini, tim mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) sukses menyabet gelar juara pertama dalam ajang Temu Ilmiah Nasional 2016 yang digelar di Universitas Islam Malang pada 28-31 Agustus lalu.
Tim UGM beranggotakan dua mahasiswa Prodi Pendidikan Dokter angkatan 2015, yakni Mohamad Reynaldi dan Resa Paksi Mandariska. Mereka berhasil menjadi jawara dengan menyisihkan 67 tim lainnya dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Reynaldi mengatakan dalam kompetisi yang diselenggarakan Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia ini setiap peserta diminta untuk menyampaikan gagasannya terkait pemanfaatan tanaman herbal untuk pengobatan alergi, masalah degeneratif, serta penyakit karena infeksi. Gagasan tersebut diwujudkan ke dalam bentuk poster.
“Ada 68 poster yang dikirim dan 10 terbaik berhak maju ke final untuk mempresentasikan posternya,” terang Rendi, Kamis (4/8) di Kampus UGM.
Selain UGM, beberapa tim lain yang lolos ke final adalah dari Universitas Diponegoro, Universitas Sebelas Maret, Universitas Lambung Mangkurat, dan Universitas Udayana. Berikutnya, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia, serta Universitas Hasanuddin.
Angkat Potensi Pegagan
Reynaldi menyampaikan dalam kompetisi ini mereka mengajukan poster berjudul “Lansia Produktif: Cegah Pikun Dengan Herbal Dalam Negeri”. Mereka mengusung ide pemanfaatan potensi tanaman pegagan sebagai pencegah penyakit pikun di usia lanjut.
“Pikun merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi pada manusia usia lanjut. Karenanya, kita berupaya mencari tanaman lokal yang memiliki khasiat untuk mencegah penyakit ini,” paparnya.
Tanaman pegagan dipilih sebagai obat pencegah pikun dikarenakan di dalamnya mengandung senyawa asiatic acid. Senyawa yang terdapat pada tanaman yang keberadaannya cukup melimpah di Indonesia ini bisa digunakan untuk meregenerasi saraf rusak yang digunakan dalam proses belajar dan memori.
Cara penggunaanya cukup sederhana. Hanya dengan menyeduh daun pegagan kering sekitar 1-2 sendok teh dengan air panas. Biarkan terendam selama 10 hingga 15 menit.
“Dianjurkan untuk dikonsumsi 3 kali sehari,” jelasnya. (Humas UGM/Ika)