Direktur Direktorat Pengabdian LPPM UGM, Ir. Irfan Dwidya Prijambada M.Eng., Ph.D., melakukan monitoring dan evaluasi ke lokasi program KKN PPM di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Didampingi Kepala Seksi Pengembangan KKN, Nanung Agus Fitriyanto, S.Pt. M.Sc., Ph.D., dan Drs. Djarot Heru Santosa, M.Hum., Irfan mendatangi stan mahasiswa KKN PPM pada acara Wonosobo Expo yang diadakan di Gedung Adipura Wonosobo, baru-baru ini.
Stan tersebut menghimpun mahasiswa KKN dari Desa Andongsili, Maron dan Tlogodalem. Wonosobo Expo menjadi sarana mahasiswa KKN untuk mempromosikan keunggulan yang dimiliki desa-desa tersebut. Tujuannya sudah tentu untuk mengembangkan dan meningkatkan kesejahteraan masayarakat desa.
“Kami tidak bekerja sendiri untuk membangun desa, kami dibantu warga bersama-sama memgembangkan potensi desa yang ada,” ujar Amalina Fikriyah, salah satu peserta KKN desa Maron.
Selama menjalankan program-program KKN, mahasiswa selalu mendapat bantuan dari warga untuk mengembangkan desa. Meski sering kali program harus menyesuaikan dengan jadwal dan agenda masyarakat, program-program KKN dapat berjalan dengan baik. Pelaksanaan program KKN tidak dilakukan setiap hari, mahasiswa acap kali libur melakukan program karena menyesuaikan agenda warga. “Dalam pelaksanaannya pun kami tidak memforsir tubuh kami secara berlebih, kami tetap memiliki waktu istirahat yang cukup, dan tetap dapat memenuhi target KKN,” ungkap Abdul Matin, mahasiswa KKN Desa Andongsili.
Istirahat yang cukup juga dibarengi dengan pola makan teratur mampu membantu kondisi kesehatan mahasiswa KKN tetap terjaga. Terkait konsumsi, Amalina merasa kebutuhan gizi cukup baik. Hal itu dikarenakan mahasiswa sendiri yang membeli dan menyiapkan semua bahannya di pasar. Bahan yang telah dibeli tadi kemudian diberikan kepada warga yang membantu mengolahnya. Bahkan, kadang kala warga sendiri yang menyiapkan dan juga mengolah semua bahan makanan hingga dihidangkan secara rutin kepada mahasiswa.
Menurut Amalina warga kerap kali menanyai mahasiswa KKN satu per satu apakah sudah makan atau belum. Apabila belum warga akan menyuruh mahasiswa KKN untuk segera makan “Makan kita di sini itu lebih teratur dari pada di Jogja. Di sini kami bisa makan tiga kali sehari dengan gizi yang cukup baik,”ujar Abdul Matin.
Selain itu, dalam rangka menjaga kesehatan selama menjalankan program KKN, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN selalu meminta mahasiswa untuk menjaga kesehatan. DPL mengimbau untuk tidak terlalu memforsir kegiatan sehingga tubuh menjadi kelelahan.”DPL selalu memantau kondisi kesehatan kami dan berpesan kepada kita untuk tidak main-main atau berpergian di luar program KKN,” ujar Matin.
Matin dan teman-temannya mengaku senang dan enjoy dalam melakukan program KKN. Bahkan, mereka merasa waktu KKN PPM kurang lama. “Kami merasa waktu KKN kurang lama sehingga seperti dikerjar-kerja waktu padahal warga masih antusias dan menunggu program-program kami yang lain,” ujar Mohammad Fikri, mahasiswa KKN Desa Andongsili.
Diakhir monitoring Irfan mengatakan setiap periode KKN sedang berjalan tim UGM akan selalu melakukan monitor dan evaluasi diberbagai tempat di Indonesia. “Monitor dan evaluasi dilakukan dalam rangka meninjau kondisi mahasiswa KKN secara langsung terutama terkait progress program dan kesehatan peserta,” tegas Irfan. (Humas UGM/Catur)