Dusun Pending, Desa Soronalan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah merupakan daerah yang memiliki potensi pertanian yang besar. Karena itu, tak mengherankan bila masyarakat di desa ini menjadikan pertanian sebagai leading sektor.
Potensi peternakan dan pertanian yang unggul ditambah mayoritas masyarakatnya yang bekerja sebagai petani sekaligus peternak, menjadikan daerah Pending memiliki peran strategis dalam membangun perekonomian. Lahan yang subur menjadi modal utama masyarakat sekaligus sebagai mata pencaharian pokok petani dan peternak.
Sayang, sumber daya manusia di Dusun Pending sangat rendah, dibuktikan dengan rendahnya tingkat pendidikan masyarakat. Mayoritas tingkat pendidikan masyarakat hanya sampai jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Meski begitu, masyarakat tidak menutup diri terhadap hal-hal baru yang baik. Apalagi, hal-hal baru tersebut berkaitan dengan pembangunan pertanian dan peternakan.
Melihat kondisi ini, empat mahasiswa Program Studi Ilmu dan Industri Peternakan, Fakultas Peternakan UGM tergerak untuk membantu. Terlebih setelah mereka melihat setiap kepala keluarga di Dusun Pending memiliki 2 ekor sapi dan belum memanfaatkan limbah kotoran ternak yang sangat melimpah.
Keempat mahasiswa UGM tersebut adalah Yoga Pamungkas, Miftachul Huda, Yonahes Victor Sampurna dan Bagus Prayogo. Tergabung dalam Tim PKM E-Live, mereka menerapkan konsep integrated farming system sebagai basis pembangunan peternakan dan pertanian modern.
“Ya kita berusaha mengoptimalkan sumber daya alam yang dimiliki masyarakat agar dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka,” ujar Miftachul Huda, di Kampus UGM, Jum’at (5/8).
Berminggu-minggu melakukan pengabdian di Dusun Pending, kata Mifthacul, yang penting dilakukan adalah melakukan edukasi kepada masyarakat tentang pertanian modern. Hal ini cukup beralasan karena integrated farming system adalah suatu sistem yang membentuk agroekosistem yang masif dengan keanerakagaman yang tinggi sehingga memberikan jaminan keberhasilan usaha tani lebih tinggi.
Karena itu, tahapan-tahapan yang dilakukan antara lain sosialisasi program, TIM PKM E-Live pun memberikan pengetahuan, pengarahan, dan motivasi. Beruntung, masyarakat dapat menerima program tersebut secara sukarela.
“Sosialisasi menjelaskan program pembuatan pupuk organik, pestisida organik dan kebun sayur yang merupakan program utama. Harapannya, masyarakat mendapat pengetahuan dan teori sekaligus praktik tentang pengembangan pertanian dan peternakan yang efisien,” jelasnya.
Setelah dilakukan edukasi dan praktik langsung, nampaknya Program PKM-M Elive integrated farming system berpotensi menjadi solusi permasalahan pertanian dan peternakan di Dusun Pending, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Dengan pogram ini, menjadikan masyarakat dapat menyadari tentang pentingnya pertanian modern.
“Dengan program ini masyarakat mampu memanfaatkan sumber daya alam yang ada di Dusun Pending. Mereka bisa mengolah limbah peternakan menjadi pupuk organik sehingga dapat menekan biaya produksi dari pertanian, dan pada akhirnya masyarakat menjadi mandiri, kreatif dan inovatif,” tutur Miftachul Huda.
Hanya saja, untuk mempertahankan diperlukan keberlanjutan program integrated farming system berupa struktur organisasi kelompok tani dan ternak. Karena itu, Tim PKM E-Live pun membentuk kelompok tani dan peternak yang diberi nama “PENDEKAR (Pending Berkarya)” .
Struktur organisasi PENDEKAR beranggotakan petani dan peternak di Dusun Pending yang bertanggung jawab untuk keberlanjutan program integrated farming system. Kelompok ini berfungsi sebagai jembatan penghubung antara Tim PKM-M Elive dengan masyarakat Dusun Pending. (Humas UGM/ Agung)