Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, berharap keberadaan komunitas IPTEK di Indonesia bisa melakukan sinergi secara strategis untuk meningkatkan pembangunan di Indonesia. Untuk itu, keberadaan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS) yang diperingati setiap tahun bisa dimanfaatkan secara optimal untuk mencapai tujuan tersebut.
“Jangan hanya berhenti pada seremoni saja tapi bisa terus mengikuti perkembangan zaman. Apalagi tahun ini dicanangkan sebagai Tahun Inovasi Indonesia,” papar Puan, pada pembukaan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-21 di Stadion Manahan, Solo, Rabu (10/8).
Usai membuka HAKTEKNAS ke-21, Puan didampingi Menristek Dikti, M. Nasir, dan Menkes, Nila Djuwita F. Moeloek, mengunjungi stan UGM. Stan UGM pada acara itu, yaitu stan alat terapi pasien hidrosefalus, INA SHUNT serta teknologi Aedes aegypti ber-Wolbachia. Pada kesempatan itu, Puan sempat berdialog langsung dengan peneliti INA SHUNT, Dr.dr. Paulus Sudiharto, Sp.BS(K)., serta peneliti nyamuk ber-Wolbachia, Prof. dr. Adi Utarini.
Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., mengatakan melalui pameran di HAKTEKNAS ini UGM bisa mengenalkan berbagai produk kesehatan yang telah dikembangkan secara mandiri. Untuk itu, Rektor berharap ada kebijakan riil dari pemerintah untuk mengembangkan produk inovasi, khususnya bidang kesehatan, yang telah dikembangkan UGM.
“Tentu memerlukan dukungan kebijakan dari pemerintah untuk menghasilkan produk-produk kesehatan ini di masyarakat,” harapnya.
Di tempat sama, Dirjen Sumber Daya IPTEK Dikti, Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D., menegaskan komitmen pemerintah dalam pengembangan inovasi dan riset dari perguruan tinggi. Ia mencontohkan dukungan anggaran dari pemerintah untuk pengembangan inovasi bidang kesehatan di UGM yang mencapai 12 milyar.
“Harapannya produk dan inovasi yang dihasilkan bisa bermanfaat bagi masyarakat tanpa harus impor lagi,”tegas Ghufron. (Humas UGM/Satria)