Data yang dirilis Jogja Digital Valley mencatat bahwa Yogyakarta memiliki sekitar 190 startup digital dengan pertumbuhan 30 perusahaan setiap tahunnya. Basis startup digital yang ada di Yogyakarta pun mampu bersaing hingga ke dunia internasional. Oleh karena itu, Yogyakarta menjadi salah satu dari tiga kota pertama tempat digelarnya Gerakan Nasional 1000 Startup Digital yang menggandeng UGM sebagai mitranya melalui program Innovative Academy.
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital merupakan sebuah gerakan yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia bersama KIBAR, sebuah perusahaan yang bertujuan membangun ekosistem teknologi di Indonesia melalui inisiatif-inisiatif pembangunan kapasitas, mentoring dan inkubasi. Gerakan ini bertujuan untuk mewujudkan potensi Indonesia menjadi The Digital Energy of Asia pada tahun 2020 dengan menghadirkan 1000 startup yang menjadi solusi atas berbagai masalah dengan memanfaatkan teknologi digital.
“Indonesia jangan hanya jadi pasar. Kita punya 250 juta penduduk, 40% dari penduduk ASEAN itu ada di Indonesia. Jangan orang lain yang menjadi pemain di negara kita, kita harus bisa jadi pemain,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, dalam program Ignition Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, Sabtu (13/8) di Grha Sabha Pramana UGM.
Ekonomi digital, imbuh Rudiantara, merupakan ranah potensial yang harus terus dikembangkan, mengingat gaya hidup masyarakat dunia saat ini yang tidak dapat dilepaskan dari teknologi informasi.
“Hampir semua kegiatan dilakukan dengan teknologi informasi. Maka kita harus membuat diri kita compatible, membuat Indonesia kompetitif di pasar internasional,” tambahnya.
Gerakan ini akan memicu lahirnya kolaborasi dari setiap stakeholder yang ada, mulai dari pemerintah, komunitas, media, akademisi, dan pelaku bisnis yang nantinya mampu memicu lebih banyak lagi startup digital yang lahir sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi digital.
Terlepas dari menggeliatnya pertumbuhan startup digital di Yogyakarta, ia menyebutkan masih terdapat berbagai persoalan dan tantangan yang perlu segera diantisipasi. Beberapa hal yang masih harus dibenahi diantaranya terkait infrastruktur, pendanaan, pembayaran, serta kurangnya sumber daya manusia yang ahli dalam bidang-bidang terkait.
Di Yogyakarta, Gerakan Nasional 1000 Startup Digital hadir melalui Innovative Academy, sebuah program inkubasi startup digital yang diadakan sejak 2014 di Universitas Gadjah Mada. Sebagai mitra resmi gerakan ini, Innovative Academy menjadi program resmi dari gerakan ini untuk kota Yogyakarta yang diawali dengan Ignition atau seminar untuk menanamkan pola pikir kewirausahaan, dan nantinya akan dilanjutkan dengan kegiatan workshop, hackathon, bootcamp, serta incubation.
“Saya mengagumi UGM yang disamping menjadi universitas tertua, tapi juga memiliki semangat kebangsaan dan visi social enterpreneurship. Bisa dibilang bahwa gejala awal gerakan ini mungkin dilahirkan di UGM,” ujar CEO Kibar, Yansen Kamto.
Kerja sama ini pun disambut baik oleh Wakil Rektor UGM Bidang Kerja Sama dan Alumni, Dr. Paripurna Suganda, S.H., M.Hum., LL.M., yang menyadari pentingnya kreativitas serta semangat kewirausahaan bagi para mahasiswa.
“UGM adalah talent pool, karena mahasiswa kita memiliki kemampuan yang di atas rata-rata. Tapi, kita juga memerlukan sentuhan entrepreneurship, karena Indonesia membutuhkan jumlah entrepreneur yang banyak. Kekhasan dari Innovative Academy adalah menyiapkan seorang enterprneur tidak hanya bagaimana mencari uang, tapi juga menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang memiliki spirit nasionalisme dan berpihak pada bangsa,” paparnya. (Humas UGM/Gloria)