Ariparis UGM kembali meraih prestasi di kancah nasional. Prestasi tersebut diperoleh Zaenudin, arsiparis pelaksana UGM, yang berhasil menjadi arsiparis terbaik pada Lomba Karya Tulis Kearsipan 2016 yang diadakan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Zaenudin berhasil mendapatkan predikat juara pertama pada kategori Sumber Daya Manusia Kearsipan Instansi Pemerintah dan Swasta, Pusat, Daerah, BUMN dan BUMD. Selain Zaenudin, arsiparis UGM lainnya yakni Kurniatun, A. Md., S.I.P., turut memperoleh penghargaan dengan predikat juara kedua di kategori yang sama.
Lomba karya tulis bidang kearsiapan ANRI tahun 2016 terbagi ke dalam dua kategori. Kategori tersebut yakni Kategori Sumber Daya Manusia Kearsipan Instansi Pemerintah dan Swasta, Pusat, Daerah, BUMN dan Kategori Umum. Mengangkat tema “Tertib Arsip, Menjaga Memori Kita”, sebanyak 89 naskah karya tulis diterima ANRI pada lomba tahun ini.
Sesuai dengan tema kompetisi, karya Zaenudin menuliskan bagaimana tertib dalam pengarsipan dan menjaga memori. Zaenudin memiliki gagasan bagaimana meningkatkan kesadaran tertib arsip dengan landasan agama. Ide tersebut tercetus oleh Zaenudin ketika melihat kenyataan bahwa selama ini peningkatan kesadaaran arsip yang dilakukan di masyarakat dan lembaga-lembaga pemerintah lebih cenderung memakai legal formal. “Saya mencoba memberi alternatif meningkatkan kesadaran arsip nasional lewat moral, dalam hal ini adalah pendekatan ajaran agama, “ ujar Zaenudin.
Zaenudin mencoba mengaitkan fungsi-fungsi pengarsipan dengan ajaran agama. Ia mengambil contoh dalam pendekatan ajaran agama Islam ketika seorang muslim diperintahkan untuk mencatat setiap transaksi hutang-piutang. Hal itu ditafsirkan Zaenudin lebih luas pada pencatatan apapun, termasuk mencatat kegiatan-kegiatan lembaga dan perorangan, disitulah kearsipan masuk. “Pencatatan-pencatatan yang kita lakukan bertujuan untuk menjaga memori kita yang terbatas,” jelas Zaenudin.
Menurut Zaenudin memori manusia yang terbatas mengharuskan manusia memiliki alat bantu eksternal yang mampu mencatat atau merekam. Zaenudin mengatakan bahwa salah satu alat bantu tersebut dapat dilakukan dengan pengarsipan. Zaenudin menambahkan bahwa arsip tercipta beriringan, arsip itu ada karena kegiatan dan proses mekanisasi. “Karena tercipta dengan sendirinya, maka seharusnya arsip mencatat kegiatan sebenarnya, apabila tidak dimanipulasi,” tutur Zaenudin. Oleh karenanya, menurut Zaenudin arsip lah alat yang paling tepat untuk membantu memori kita.
Sementara itu, Zaenudin menceritakan bahwa ini bukan kali pertama ia mengikuti lomba karya tulis yang diadakan ANRI. Sempat beberapa kali gagal, akhirnya tahun ini Zaenudin dapat berbangga karena berhasil menyabet gelar pertama dalam Kategori Sumber Daya Manusia Kearsipan Instansi Pemerintah dan Swasta, Pusat, Daerah, BUMN.
Prestasi yang ditorehkan arsiparis UGM ini bukanlah yang pertama kalinya. Pada tahun 2012 dan 2015, Musliicha sebagai Arsiparis Pelaksanan Lanjutan pada Bagian TU dan Rumah Tangga BAUK Universitas Gajah Mada dinobatkan sebagai ariparis terbarik pada katagori yang sama. Selain itu, arsip Universitas Gadjah Mada pernah dinobatkan sebagai arsip terbaik nasional tingkat perguruan tinggi yang diadakan oleh ANRI pada 2015. (Humas UGM/Catur)