UGM terlahir pada masa perjuangan. Pada saat itu, keberadaan UGM menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia masih ada. Dengan kata lain, UGM adalah simbol perlawanan penjajah pada saat itu. Spirit inilah yang kemudian terus-menerus dipertahankan sehingga muncullah berbagai gebrakan UGM di bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi, seperti adanya Pengerahan Tenaga Mahasiswa (embrio KKN-PPM) di tahun 1952 hingga temuan-temuan riset terbaru saat ini.
“Spirit itu masih ada sampai sekarang sehingga lahirlah berbagai terobosan dan temuan di bidang pendidikan, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat,” papar Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., pada acara Malam Apresiasi Sahabat UGM, Sabtu (19/8) di Jakarta.
Terobosan UGM lainnya, kata Rektor, jauh hari sebelum orang ramai membicarakan persoalan pemanasan global, pakar UGM, Prof. Oemi Hani’in, sudah melakukan penghijauan hutan Wanagama di Gunungkidul yang tadinya tandus. Sementara itu, untuk menanggulangi minimnya produk kesehatan maupun obat-obatan dari dalam negeri, UGM juga telah mengembangkan beberapa produk alat kesehatan.
“Misalnya, alat ring jantung. Nantinya, produk-produk riset semacam ini akan dihilirisasi untuk menjaga kedaulatan bangsa,” tegas Dwikorita.
Ketua Umum KAGAMA, Ganjar Pranowo, mengapresiasi acara Malam Sahabat UGM ini. Keberadaan sahabat maupun mitra tersebut akan membantu UGM dalam pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Senada dengan itu, Sekretaris Majelis Wali Amanat UGM, Prof. Dr. Ir. Indarto, D.E.A., juga menyampaikan penghargaannya kepada para mitra dan sahabat yang telah ikut membawa UGM sebagai universitas terbaik di Indonesia.
“Tahun 2015 untuk kegiatan mahasiswa UGM meraih 50 medali emas. Tahun ini, hingga Agustus setidaknya UGM sudah meraih 114 medali emas untuk berbagai kegiatan mahasiswa. Tentu disini juga ada peran dari para mitra dan sahabat UGM,” kata Indarto.
Wakil Presiden RI ke-11, Prof. Boediono, yang turut hadir dalam acara itu sepakat dengan apa yang telah disampaikan Rektor UGM. UGM harus selalu muncul dengan berbagai riset dan temuan yang bisa menjawab kebutuhan masyarakat. Universitas sebagai pabriknya para intelektual harus hadir dengan karya yang berkualitas sehingga bisa berkompetisi di tingkat internasional.
“Kalau ini bisa diraih, berkualitas sekaligus bisa menjawab kebutuhan masyarakat maka UGM rankingnya akan naik di tingkat internasional,” kata Boediono.
Dalam acara itu juga diluncurkan Program Sahabat UGM. Perwakilan mitra dan sahabat UGM mendapatkan pin dari pihak UGM serta memberikan sambutan yang mendukung langkah UGM untuk terus berprestasi di tingkat internasional. (Humas UGM/Satria;foto: Donnie)