Pengurus Daerah Kagama DIY menyelenggarakan diskusi dengan judul “Perspektif Baru dalam Sains dan Kesehatan” di Pendapa Wisma Kagama pada Sabtu (20/8). Diskusi yang dimulai sejak pagi hari tersebut menghadirkan beberapa narasumber yakni, Prof. Dr. Sutiman Bambang Sumitro, M.Sc., Ir. Aas Rukasa, dan dr. Toni Prilianto. Diskusi yang diikuti berbagai kalangan ini dilanjutkan dengan Forum Group Discussion hingga malam hari.
Aas memaparkan bagaimana kondisi paradigma baru di bidang sains dan kesehatan sekarang. Menurutnya, ada perubahan paradigma yang terjadi di era modern saat ini. Paradigma lama menganggap sains bersifat terpisah, empirik dan cenderung memiliki spesialisasi khusus. Namun, Aas menyatakan bahwa paradigma sains berubah menjadi bersifat saling terhubung, semakin progresif dan cenderung holistik.
Aas juga menjelaskan interkoneksi sains yang terjadi pada paradigma baru. Interkoneksi sains akan melengkapi pengembangan diri yang akan menggiring ke arah pemenuhan yang bersifat universe. Selanjutnya Aas juga menjelaskan bagaimana kesehatan holistik berkembang. Kesehatan holistik terdiri dari kesadaran, sains dan kesehatan itu sendiri.
“Hal dapat dicirikan dengan munculnya penemuan nano healing dan good partikel,” jelas Aas.
Sementara itu, Sutiman dalam pemaparannya menyampaikan bagaimana perspektif nano sains di kesehatan tradisional Indonesia lewat jamu. Menurut Sutiman selama ini sebagian masyarakat mengganggap jamu tidak sesuai standar kesehatan dan tidak ilmiah. Sifatnya sebagai sebuah bahan alam yang kompleks cenderung diabaikan. Sutiman melihat kajian jamu yang ada sekarang cenderung hanya analitik melihat komponen aktifnya saja. (Humas UGM/Catur)