Peneliti Universitas Gadjah Mada berhasil mengembangkan bakteri asam laktat strain lokal. Strain tersebut berasal dari bakteri Lactobacillus plantarum yang berpotensi untuk menggantikan isolat impor dalam produksi susu fermentasi berbasis bakteri asam laktat.
Strain yang dinamai dengan Dad-13 ini dikembangkan oleh dosen Fakultas Teknologi Pertanian (FTP), Prof. Dr. Ir. Endang Sutriswati Rahayu. Strain ini berasal dari fermentasi susu kerbau atau dikenal dengan sebutan dadih.
Penemuan ini berhasil mengantarkan Trisye, begitu dia biasa disapa, meraih penghargaan terbaik kedua kategori Anugerah Adibrata (peneliti) dalam Penganugerahan Iptek tahun 2016. Kegiatan penganugerahan ini diberikan oleh Menteri Ristekdikti pada puncak acara Hari Kebangkitan Nasional (Hakteknas), 10 Agustus 2016 lalu di Solo. Penghargaan diberikan terkait dengan karya inovasi nasional yang dihasilkan.
Trisye mengatakan pengembangan bakteri asam laktat strain lokal ini bermula dari keprihatinannya terhadap tingginya ketergantungan industri fermentasi akan kultur bakteri (starter) dari luar negeri. Hingga kini, industri fermentasi Indonesia masih mengandalkan starter impor untuk produksi probiotik.
“100 % starter masih impor dalam pembuatan susu fermentasi di Indonesia,” ungkapnya, Senin (22/8) saat ditemui di ruang kerjanya di FTP UGM.
Melihat kondisi tersebut dia pun berupaya melakukan penelitian intensif untuk mengembangkan strain lokal dari bakteri asam laktat. Penelitian didukung oleh tim probiotik UGM yaitu Dr. Tyas Utami dan Dr. M. Nur Cahyanto dari FTP, dan Dr. Jaka Widada yang merupakan ahli mikrobiologi Fakultas Pertanian, serta puluhan mahasiswa UGM.
“Kita berhasil mengembangkan lima strain bakteri asam laktat khususnya probiotik yang berasal dari makanan fermentasi,” jelas pakar Mikrobiologi ini.
Dari kelima bakteri tersebut, Dad-13 merupakan strain yang telah teruji menunjukkan hasil paling optimal saat digunakan dalam susu fermentasi. Strain bakteri ini telah digunakan dalam pembuatan susu fermentasi yang diproduksi PT. Yummy Food Utama selama 3 tahun terakhir. Kualitasnya serupa dengan isolat impor yang dapat bertahan secara stabil hingga 3 bulan. Disamping itu, juga bermanfaat menjaga kesehatan saluran pencernaan untuk mencegah diare, kanker kolon, serta meningkatkan imunitas tubuh.
“Hasilnya memuaskan dan tidak ada keluhan. Strain indigenous Lactobacillus plantarum UGM ini bisa dimanfaatkan untuk menggantikan isolat impor dalam produksi susu fermentasi berbasis bakteri asam laktat,” terang Trisye.
Menurut rencana, pada 2017 mendatang pihaknya akan melakukan legalisasi strain probiotik lokal ini. Hal itu ditujukan untuk mendukung kemajuan industri susu fermentasi Indonesia.
“Hasil penelitian ini siap untuk dibawa menuju arah komersialisasi. Harapannya, dengan adanya strain lokal bakteri asam laktat ini dapat mengurangi ketergantungan industri susu fermentasi pada isolat impor,” urainya.
Menekuni Mikrobiologi Pangan
Meneliti bakteri asam laktat bukanlah suatu hal yang baru bagi Trisye. Setidaknya, selama 20 tahun hari-harinya dihabiskan untuk meneliti bakteri asam laktat ini. Tidak kurang dari 500 isolat bakteri asam laktat yang berhasil diisolasi dan skrining dari berbagai sumber. Bakteri tersebut saat ini tersimpan rapi di Food Nutrition Culture Collection (FNCC) Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM.
Tidak hanya aktif meneliti, dia pun rajin melakukan publikasi baik di level nasional maupun internasional terkait bakteri asam laktat dan probiotik. Trisye juga ikut berperan dalam pendirian asosiasi pengkaji bakteri asam laktat di tingkat Asia yaitu Asian Federation Society for Lactic Acid Bacteria (AFSLAB) pada tahun 2002 di Tokyo. Saat ini, dia masih menjabat sebagai Vice Chairman dalam federasi ini. Sementara itu di tingkat nasional, Trisye juga turut serta dalam menginisiasi terbentuknya Indonesian Society for Lactic Acid Bacteria (ISLAB) pada 2003 silam. Sejak 2015, asosiasi tersebut telah berganti nama menjadi Indonesian Society for Lactid Acid Bacteria-Gut Microbiota (ISLAB-GM).
Dia pun secara aktif menyelenggarakan seminar terkait probiotik untuk berbagai kalangan. Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang probiotik dan manfaatnya bagi kesehatan. Selain aktif meneliti bakteri asam laktat, Trisye juga aktif melakukan penelitian tentang mikrobiologi pangan seperti cemaran toksin dalam berbagai produk pangan lokal. (Humas UGM/Ika)