Perguruan tinggi (PT) perlu mengembangkan riset terapan. Sebab, selama ini masih banyak riset yang belum mampu menjawab persoalan di masyarakat.
Sementara itu, riset-riset yang dilakukan tidak lagi hanya berorientasi akademik, namun mampu menjawab persoalan masyarakat. Hal ini diperlukan guna mendukung sekaligus menjawab program dan mimpi pemerintah (presiden RI-red) agar perguruan tinggi berdampak bagi masyarakat.
Demikian dikatakan Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc., Ph.D., saat berlangsung pembentukan Pusat Riset Literasi dan Inklusi Keuangan (PRLIK), hasil kerja sama UGM dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di kampus setempat, Kamis (25/8).
Menurut Wihana, Perguruan Tinggi bisa menggunakan beragam persoalan yang terjadi di masyarakat sebagai bahan riset mereka. Dari situ, PT bisa memberikan solusi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan beragam masalah yang terjadi.
Selain riset, PT juga perlu mengembangkan kurikulum terapan. Melalui kurikulum semacam itu, dosen mengajarkan mata kuliah dengan berdasarkan beragam kasus atau persoalan yang terjadi di masyarakat.
“Misalnya saja dosen mengajar berdasarkan studi kasus atau diseminasi masalah yang terjadi,” ujarnya.
Dalam pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN), menurut Wihana Kirana, bisa pula disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, KKN tidak hanya menjadi program pengabdian masyarakat namun lebih memberikan manfaat bagi masyarakat.
Untuk bisa mencapai hal itu maka diperlukan kerja sama triple helix antara PT, pemerintah dan dunia industri. Misalnya, kerja sama PT dengan OJK untuk mengembangkan inovasi di bidang mikro finance dalam rangka meningkatkan kemakmuran masyarakat.
“Melalui kerja sama di bidang keuangan itu maka perguruan tinggi bisa ikut berperan menjawab persoalan kebutuhan riil di sektor itu,” tandasnya.
Sementara anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Dr. Kusumaningtuti S Soetiono, S.H., LLM., mengungkapkan PRLIK dibentuk secara khusus sebagai sarana untuk melakukan kegiatan riset, diseminasi serta pelatihan di bidang literasi dan inklusi keuangan bagi civitas akademika.
“Kegiatan yang akan dilakukan melalui PRLIK diantaranya edukasi keuangan bagi mahasiswa bisa melalui program dosen tamu, seminar, focus group discussion, outreach program dan lainnya,” imbuhnya.
Hadir dalam pembentukan Pusat Riset Literasi dan Inklusi Keuangan (PRLIK), para dosen dan mahasiswa FEB UGM. Setelah peresmian PRLIK dilanjutkan kuliah umum bertema Strategi Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan di Indonesia, di ruang Auditorium BRI FEB UGM. (Humas UGM/ Agung)