Sebanyak 20 mahasiswa dari Tsinghua University, Cina akan bergabung bersama mahasiswa UGM dalam Collaborative Summer Program yang berlangsung pada 29 Agustus hingga 8 September mendatang. Program yang diselenggarakan atas kerja sama antara UGM dan Tsinghua University ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai keragaman budaya kepada para mahasiswa dari kedua universitas.
Globalisasi dan kemajuan teknologi memungkinkan terjalinnya interaksi antara berbagai orang dengan latar belakang budaya, ras, golongan, dan bahasa yang berbeda. Dengan demikian, pemahaman terhadap perbedaan dan keunikan dari berbagai budaya yang ada menjadi sesuatu yang penting.
“Saat ini dunia berubah dengan cepat, dan pemahaman akan budaya menjadi sesuatu yang sangat penting. Karena itu, mahasiswa tidak bisa hanya belajar secara akademik, tetapi juga perlu memiliki paparan internasional,” ujar Sekretaris Direktorat Kemitraan, Alumni, dan Urusan Internasional UGM, Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc., saat membuka UGM-Tsinghua University Collaborative Summer Program, Senin (29/8) di Ruang Multimedia UGM.
Danang menyampaikan bahwa program ini akan menjadi awal dari kolaborasi kedua universitas di waktu mendatang. Program ini juga menjadi hal yang penting mengingat kedekatan hubungan antara Indonesia dan Cina, baik dalam hal politik, ekonomi, maupun sosial budaya.
“Ini adalah kesempatan yang berharga bagi mahasiswa dari Indonesia dan Cina untuk dapat meningkatkan paparan internasional, juga untuk mempererat ikatan diantara kedua negara,” jelasnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Wakil Rektor Tsinghua University, Prof. Yang Bin, yang menyempatkan diri untuk turut hadir dalam upacara pembukaan ini. Ia mengungkapkan bahwa program kolaboratif ini merupakan kesempatan yang baik bagi mahasiswa Tsinghua untuk membangun jaringan global dan belajar dari budaya serta pengalaman masyarakat Indonesia.
“Jika berbicara mengenai globalisasi, tantangan yang sesungguhnya adalah bagaimana membentuk cara berpikir para mahasiswa, bagaimana mereka bisa memiliki wawasan global dan mencari solusi untuk persoalan dunia,” ujar Yang.
Dalam kesempatan ini, ia menjelaskan bahwa negara-negara sedang berkembang, khususnya Indonesia, kini menjadi perhatian utama bagi pemerintah Cina. Karena itu, ia pun mendorong para mahasiswanya untuk tidak hanya mengunjungi negara-negara Eropa atau Amerika, tetapi juga negara-negara sedang berkembang. Ia juga secara khusus mengungkapkan kekagumannya terhadap kota Yogyakarta dan UGM yang memiliki sejarah menarik.
“Kami merasa terhormat bisa berada di UGM yang melahirkan pemimpin besar, termasuk Presiden Indonesia saat ini. Alumni universitas kami juga menjadi presiden di Cina, jadi kita memiliki kesamaan ini,” ujar Yang.
Ia pun berpesan kepada para mahasiswanya untuk dapat menjadi duta budaya yang memperkenalkan bahasa Mandarin serta budaya Cina kepada mahasiswa UGM, dan di saat yang sama juga mempelajari keragaman budaya yang dimiliki Indonesia. Tak lupa ia juga berpesan agar para mahasiswa menikmati kunjungan mereka di Yogyakarta.
“Bertemanlah dengan banyak orang, dan jangan lupa untuk banyak berfoto. Ketika kembali ke Tsinghua kalian bisa mengenalkan Indonesia kepada teman-teman kalian di sana,” pungkasnya. (Humas UGM/Gloria)