Dua orang mahasiswa dari Charles Darwin University, Australia, yakni Michael Stauder dan Diego Alvarez melakukan penelitian tentang ekologi hutan adat Wonosadi, Desa Beji, Gunung Kidul Yogyakarta. Penelitian yang difokuskan pada konservasi cadangan air ini bertujuan untuk mengetahui nilai ekonomi dari keberadaan hutan tersebut. Penelitian yang dilaksanakan dalam rangka mengikuti kegiatan Central Java Field Intensive (CJFI) 2016 yang dilaksanakan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada ini, kedua mahasiwa tersebut menemukan fakta bahwa hutan adat Wonosadi merupakan hutan yang dapat melindungi dan menyediakan ekosistem alam. Selain itu, hutan tersebut memiliki nilai yang tidak terhingga secara konservasi ekosistem. “Keragaman alami dari jenis tumbuhan yang ada dapat membantu pelestarian air resapan pada debit air yang ada di sekitar lokasi,” kata Michael Stauder, dalam rilis yang dikirim, Selasa (30/8).
Menurut Michael mereka juga mempelajari kearifan lokal masyarakat Wonosadi melalui eksplorasi kondisi masyarakat, serta menjelaskan pandangan hidup masyarakat menjadi pemahaman budaya dalam mempertahankan hutan adat tersebut. “Banyak kearifan ekologis yang termanifestasi dalam budaya hidup seimbang dengan alam. Ketika masyarakat mengelaborasi dan mempraktikkan konsep tersebut, maka secara langsung pula alam akan bersahabat dan memberikan lingkungan yang nyaman,” ujarnya.
Sementara itu, Diego Alvarez menyampaikan penelitiannya tentang beberapa jenis tumbuhan yang mereka temukan di hutan tersebut diantaranya Cyathocalyx sp., Syzygium racemosum, Syzygium aquenum, Tectona grandis dan Syzigium cumini yang cukup mendominasi di hutan tersebut. “Jumlah tumbuhan Tectona grandis mencapai 33% dalam sample site, walaupun sebagian besar keragaman jenis ini sangat rendah, yang hanya ditemukan dalam bentuk pohon dan tidak ditemukan dalam bentuk bibit.
Seperti halnya masyarakat yang berada di sekitar hutan Wonosadi, Ngawen, Gunung Kidul Yogyakarta yang masih mempertahankan sikap hidup seimbang dengan alam, dengan menjaga kearifan ekologisnya melalui ritual mistis. Pandangan masyarakat terhadap eksistensi dan makna hutan mengarah pada konsep ekologi, yaitu hutan sebagai penyedia air, hutan sebagai pelestarian mata air, hutan melindungi erosi, hutan menjaga polusi udara, agar tetap sejuk dan segar serta hutan juga sebagai pendukung konservasi alam. (Humas UGM/Gusti Grehenson)