Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prof. Dr. Pratikno M.Soc.Sc., dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, memberikan wejangan kepada 4.096 mahasiswa baru program pascasarjana UGM di Grha Sabha Pramana UGM, Selasa (30/8). Di hadapan mahasiswa baru tersebut, Pratikno mengatakan bahwa persoalan kemiskinan di berbagai pelosok daerah menjadi perhatian serius Presiden Jokowi. Meski ketimpangan antara kelompok masyarakat miskin dan kaya makin menurun, pemerintah terus berupaya agar setiap tahun angka kemiskinan menurun.
Menurut Pratikno, Presiden dalam setiap kesempatan berkunjung ke daerah selalu meminta kepada kepala daerah setempat untuk diajak menengok langsung lokasi perkampungan miskin.“Beliau selalu meminta, antarkan saya ke kampung paling miskin,” kata Pratikno menirukan ucapan Presiden.
Pratikno menceritakan belum lama ini Presiden berkunjung ke kota Serang, Banten, dan meninjau perkampungan miskin di daerah tersebut. Presiden menilai sebagian penduduknya masih ada yang tinggal di rumah yang tidak layak huni. Bahkan, Presiden menyusuri jalan di daerah tersebut dan melihat banyak lahan kosong yang tidak digarap oleh warga. Hal itu kemudian ditanyakan langsung kepada Bupati. “Ketika ditanya, itu milik siapa? ternyata milik pengembang,” kata Pratikno.
Menurut Pratikno, Presiden prihatin bahwa kemiskinan di kota Serang yang lokasinya tidak jauh dari ibu kota ternyata cukup mengenaskan. Bahkan, kehidupan masyarakat miskin di sana belum mendapat perhatian dari pemerintah setempat. “Memang ketimpangan masyarakat kita sungguh luar biasa, sudah menurun, kita tetap berusaha agar ketimpangan makin rendah,” ujarnya.
Kepada para mahasiswa baru, Pratikno berharap agar mereka sungguh-sungguh menyerap semua ilmu yang didapat dan terbiasa bekerja sama dengan mahasiswa prodi yang lain. Ini bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi lewat pendekatan transdispilin dalam rangka menyelesaikan persoalan di masyarakat. “Itulah kenapa pemerintah memiliki program membangun Indonesia dari pinggiran. Tetapi tidak ada satu masalah yang bisa diselesaikan dengan satu disiplin ilmu,” katanya.
Sementara itu, Ganjar Pranowo menyampaikan tentang pentingnya pendidikan karakter dalam membangun integritas bangsa. Menurutnya, apabila lembaga pendidikan tidak menanamkan nilai budi pekerti dan pendidikan karakter dikhawatirkan akan menghasilkan lulusan yang rendah integritas. Dia mencontohkan soal maraknya peredaran narkoba di tanah air, dan Indonesia dijadikan pasar bagi produsen narkoba. Menurutnya, maraknya peredaran obat terlarang tersebut karena dibekingi oknum aparat. “Mental anak bangsa rontok karena orang yang tidak punya integritas, tidak malu ambil punya orang lain,” ungkapnya.
Di hadapan ribuan mahasiswa, Ganjar juga berkesempatan mempromosikan produk UMKM dari Provinsi Jawa Tengah seperti produk gula semut dari Banyumas dan kopi dari Temanggung. Di setiap produk tersebut, ia meminta mahasiswa untuk memberi masukan dan menilai kualitas pengemasan produk tersebut. Menurut Ganjar, apa yang dilakukannya tersebut yaitu ingin menyampaikan pesan pada mahasiswa bahwa ide bisa muncul dari mana saja, namun dalam pengembangannya memerlukan pendampingan ilmu dan teknologi dari kampus. “Ilmu dan teknologi dari kampus itu menjadi percuma jika tidak bisa menghasilkan apa-apa,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson;foto: Donnie-Firsto)