Menjelang Idhul Adha, permintaan hewan kurban meningkat. Meski demikian, panitia kurban diminta berhati-hati dalam memilih hewan kurban untuk disembelih. Dosen Fakultas Peternakan UGM, Ir. Edi Suryanto, M.Sc., Ph.D., mengingatkan agar masyarakat tidak membeli sapi yang dipelihara dari lingkungan sampah dikarenakan kemungkinan besar terkontaminasi berbagai macam penyakit. “Jangan beli sapi pemakan sampah karena banyak sumber penyakitnya,” kata Edi dalam pelatihan penyembelihan hewan kurban di Auditorium Fakultas Peternakan UGM, Kamis (1/9).
Menurut Edi, sapi pemakan sampah umumnya dagingnya banyak terkontaminasi penyakit karena daging sapi tersebut mengandung logam berat sehingga sangat berbahaya apabila dikonsumsi. “Padahal, daging yang harus dikonsumsi itu harus sehat dan higienis,” ujarnya.
Selain terkontaminasi logam berat, sapi pemakan sampah juga bisa berisiko terkena penyakit infeksi bakteri dan virus sehingga sangat membahayakan bagi manusia.
Kepada ratusan peserta pelatihan penyembelihan hewan kurban dari berbagai perwakilan masjid di DIY, Edi mengharapkan agar panitia kurban tidak segan-segan untuk menghubungi Dinas Peternakan setempat atau dokter hewan pemeriksa hewan kurban untuk mengetahui kondisi kesehatan hewan kurban sebelum dan setelah disembelih.”Bisa meminta untuk dilakukan pemeriksaan antemortem dan postmortem pada dokter hewan,” terangnya.
Menurut Edi ibadah kurban memberikan kesempatan bagi masyarakat luas berbagi daging kurban untuk dikonsumsi. Meski hal itu, menurut Edi, tidak mampu meningkatkan tingkat rata-rata konsumsi daging sapi per kapita masyarakat. Seperti diketahui, tingkat konsumsi daging sapi mencapai 2,56 kg per kapita per tahun. “ Tingkat konsumsi makan daging kita masih kalah dengan Malaysia 15 kilo gram per kapita setahun,” katanya.
Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia Fakultas Peternakan UGM, Prof. Dr. Ir. Zuprizal, DEA., mengatakan kegiatan pelatihan hewan kurban dilaksanakan rutin setiap tahun. Pelatihan ini diikuti berbagai perwakilan pengurus masjid di DIY. Tujuan dari pelatihan ini dalam rangka memberikan pengetahuan kepada panitia kurban tentang tata-cara penyembelihan yang sesuai tuntutan agama dan mampu memenuhi kriteria daging yang sehat, halal, utuh dan higienis. “Kita harapkan dari hasil pelatihan ini para peserta bisa menularkan ke yang lain,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)