Universitas Gadjah Mada (UGM) akan segera membangun science techno park di Kabupaten Kulon Progo. Pengembangan science techno park yang sekaligus akan digunakan sebagai teaching industry dilakukan untuk menghilirkan produk-produk akademik dan penelitian secara langsung kepada masyarakat melalui industri.
Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., mengatakan UGM Science Techno Park merupakan konsep yang digagas oleh UGM dalam rangka hilirisasi hasil riset inovatif yang dilakukan oleh peneliti UGM dalam berbagai bidang. Selain itu, sekaligus sebagai wahana untuk pengembangan dan peningkatan pendidikan vokasional di UGM.
“Science Techno Park ini akan mulai dibangun pada 2018 mendatang, namun saat ini kami sudah menyiapkan produk-produk hasil riset yang diproduksi di mini factory UGM,” ungkapnya, Selasa (20/9) usai membuka UGM Expo 2016, di Grha Sabha Pramana (GSP) UGM.
Dwikorita mengatakan saat ini UGM telah mengembangkan berbagai produk peralatan kesehatan dalam skala terbatas. Melalui UGM Science Techno Park ini nantinya akan diproduksi berbagai peralatan kesehatan dalam skala yang lebih besar sehingga tidak hanya dapat mencukupi kebutuhan untuk pendidikan di Fakultas Kedokteran UGM saja. Namun, kedepan diharapkan alat kesehatan yang diproduksi UGM mampu mencukupi kebutuhan masyarakat luas.
“Produk yang kita kembangkan antara lain adalah robot untuk melatih pasien pascastroke, selang untuk penderita hidrosepalus, dan ring jantung, tetapi masih dalam jumlah kecil. Lewat UGM Science Technopark ini kita coba tingkatkan produksinya,”tuturnya.
Pengembangan dan produksi berbagai peralatan kesehatan tersebut, disampaikan Dwikorita untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap berbagai produk kesehatan impor. Pasalnya, hingga saat ini setidaknya 90 persen peralatan kesehatan yang digunakan di Indoensia masih dipenuhi dengan produk impor.
“UGM ingin memproduksi alat-alat kesehatan sendiri untuk mensubstitusi produk impor dengan harga yang lebih terjangkau,”tegasnya.
Disamping pengembangan manufacturing peralatan kesehatan, melalui UGM Science Techno Park ini juga dikembangkan produk-produk bidang agroindustri baik pangan maupun non pangan. Beberapa diantaranya adalah pengolahan kakao, susu kambing PE, serta pengolahan primer dan skunder kayu. Selain itu, dikembangkan pula produk-produk dalam bidang energi baru dan terbarukan, dan manufaktur, rekayasa, teknologi infromasi dan komunikasi.
Pembangunan UGM Science Techno Park dilakukan bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo serta menggandeng pihak industri. Pengembangan dilakukan di Kulon Progo mengingat potensi sumber daya hayati yang cukup tinggi. Hanya saja, pengembangan berbagai produk hasil pengelolaan sumber daya hayati tersebut belum dilakukan secara optimal sehingga keuntungan yang didapat masyarakat dan pemerintah daerah juga belum optimal.
“Melalui UGM Science Techno Park ini diharapkan mampu mendorong perekonomian masyarakat lokal Kulon Progo,”katanya.
Sementara Direktur Direktorat Perencanaan dan Pengembangan UGM, Muhammad Sulaiman, S.T., M.T., D.Eng., menambahkan bahwa pengembangan teaching industry ditujukan untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas khususnya lulusan vokasional. Teaching industry ini rencananya akan dimanfaatkan sebagai wahana pembelajaran oleh mahasiswa sekolah vokasi UGM sehingga mahasiswa akan dilibatkan dalam proses mata rantai produksi. Produk yang diproduksi di teaching factory ini nantinya akan ditangkap langsung oleh industri untuk didistribusikan ke masyarakat luas.
“Proses pembelajaran tersebut akan menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi dan bersertifikasi,” terangnya.
Selain itu, dari teaching industry ini juga dikembangkan berbagai produk-produk inovatif dalam berbagai bidang. Produk-produk yang dikembangkan merupakan produk yang dibutuhkan secara langsung oleh masyarakat. (Humas UGM/Ika)