Sejak bulan Juni lalu, UGM melakukan pendampingan terhadap ratusan petani kedelai di Desa Sumberharjo, Kecamatan Prambanan. Kini, tanaman kedelai dari para petani ini telah dipanen dengan hasil hampir tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan tanaman kedelai dari petani lain.
“Produksi kedelai dari petani yang kita bina bisa mencapai 2,98 ton per hektar. Hasil ini jauh lebih besar daripada petani lain. Petani lain ada yang bisa memproduksi hingga 1,28 ton, tapi ada juga yang hanya 1,05 ton dan 1,08 ton per hektar,” ujar dosen Fakultas Pertanian UGM, Dr. Ir. Sri Sulandari, S.U., usai memanen kedelai produksi para petani binaan UGM, Selasa (20/9) di area persawahan Desa Sumberharjo.
Pembinaan ini dilakukan melalui program pengabdian kepada masyarakat berbasis pemanfaatan hasil penelitian dan penerapan teknologi tepat guna. Dalam program ini, pendamping dari Fakultas Pertanian mengajarkan pemanfaatan agensia hayati untuk meningkatkan produksi dan mencegah serangan hama maupun penyakit pada tanaman kedelai. Meski telah menunjukkan perbedaan hasil yang signifikan, menurut Sri, potensi yang ditawarkan program ini sebenarnya lebih besar.
“Dalam masa tanam ini kita banyak menghadapi masalah karena iklim tidak mendukung, tapi untungnya tanaman ini dapat bertahan. Kalau dalam kondisi iklim yang mendukung, seharusnya hasilnya bisa lebih banyak lagi,” jelasnya.
Menurut Direktur Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Prof.Ir. Irfan Dwidya Prijambada, M.Eng.,Ph.D., program ini dilakukan sebagai bentuk kontribusi UGM kepada masyarakat sekitar. Hal ini, menurutnya, sudah menjadi tanggung jawab dari universitas-universitas yang ada di Yogyakarta.
“Di Jogja ada beberapa universitas besar, tapi kalau kita hanya pikirkan ke luar, sementara ketika masyarakat perlu mereka malah tidak tahu tempat bertanya, ini kan ironis. Karena itu, kita balikkan supaya UGM punya peranan terhadap masyarakat sekitar,” jelasnya.
Program ini memperoleh tanggapan baik dari para petani yang memperoleh pendampingan mulai dari proses penanaman hingga masa panen.
“Petani kita turun-temurun budidaya kedelai, tapi ketika mendapat kendala serangan hama kami masih sukar mengatasi. Dengan hadirnya UGM, petani kita selangkah, 2 langkah, 3 langkah lebih maju,” ujar kepala BPPT Kecamatan Prambanan, Ismu Prayitno.
Kondisi alam yang tidak mendukung, menurutnya, sempat membuat para petani pesimis bahwa mereka dapat menghasilkan hasil panen yang baik. Karena itu, ia sangat puas ketika mengetahui bahwa dengan bantuan dari UGM, para petani tetap mampu memperoleh hasil yang cukup memuaskan.
Ia pun berharap program ini dapat semakin mengembangkan kemampuan para petani serta meningkatkan potensi Desa Sumberharjo yang memang menjadi sentra komoditas kedelai di Kabupaten Sleman.
“Kalau kita hanya dengar mungkin bisa lupa. Tapi kalau melihat bisa ingat, dan kalau melaksanakan bisa paham. Kiranya kita bisa paham apa yang jadi permasalahan selama ini, dan apa yang bisa menjadikan kita lebih baik dari yang lain,” ujarnya. (Humas UGM/Gloria)