Kepala Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) UGM, Tri Joko Raharjo, Ph.D., mendorong banyak dosen dan mahasiswa untuk memanfaatkan peralatan laboratorium canggih yang dimiliki LPPT untuk mendukung keperluan riset. Pasalnya, saat ini penggunaan alat-alat laboratorium tersebut lebih banyak digunakan dari pihak luar institusi UGM. “Lebih dari 50 persen layanan yang kita lakukan berasal dari luar UGM,” kata Tri Joko Raharjo, Ph.D dalam talkshow yang bertajuk “Mengenal Lebih Dekat LPPT” dalam rangkaian kegiatan UGM Expo di Grha Sabha Praman, Rabu (21/9).
Menurut Tri Joko setiap tahun ada 300 peneliti UGM yang rutin memanfaatkan LPPT untuk mendukung kegiatan riset mereka. Menurutnya, dengan jumlah mahasiswa mencapai puluhan ribu seharusnya lebih dari 1.000 peneliti yang menggunakan layanan LPPT. Sementara layanan penelitian dan pengujian dari luar UGM setiap tahunnya mencapai 1.600-an kali yang berasal dari instansi pemerintah, dinas dan swasta. “Kita ingin menjangkau 1.000 peneliti dari dalam UGM sendiri,” katanya.
Untuk meningkatkan jumlah peneliti, kata Tri Joko, LPPT tengah mensosialisaikan ke seluruh mahasiswa bahwa ada program bebas menggunakan alat bagi mahasiswa S1 selama 6 bulan. Lalu, mahasiwsa S2 ada program bebas alat selama 1 tahun dan S3 selama 2 tahun. “Untuk menggunakan alat di LPPT mereka tinggal mendaftar dari account mahasiswa UGM,” katanya.
Selain itu, LPPT UGM juga menggandeng 14 laboratioum di tingkat fakultas untuk bekerja sama. Hal itu dilakukan untuk melengkapi kebutuhan peralatan laboratoium yang tidak didapatkan di tingkat fakultas. “Kita sudah berafiliasi dengan 14 laboratorium dan terakhir dengan laboratorium arkeologi,” katanya.
Di kalangan dosen dan peneliti, LPPT juga memfasilitasi kegitan grup riset seperti grup riset bidang produk makanan halal, teknologi satelit, dan kegunungapian untuk meningkatkan jumlah penelitian dan publikasi UGM. LPPT saat ini memiliki ratusan alat laboratorium canggih untuk kegiatan layanan pengujian, kalibrasi, kerja sama penelitian. Bahkan, LPPT juga sudah dilengkapi peralatan dasar untuk keperluan penelitian biologi molekuler seperti PCR, RT-PCR dan DNA sequencer serta berbagai peralatan keperluan pemisahan dan karakterisasi molekul. “Beberapa alat itu bisa untuk uji DNA, uji forensik bahkan kita tengah kembangkan alat untuk uji virus zika,” katanya.
Sekretaris LPPT, Dr. Kuwat Triyana, M.Sc., menuturkan pemanfaatan alat laboratorium bagi mahasiswa, dosen dan masyarakat luar tetap dikenakan biaya karena untuk keperluan pemeliharaan alat tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Meski dilengkapi peralatan yang canggih, Kuwat mengakui pengerjaan untuk uji sampel hanya dapat dilakukan dalam batasan pengerjaan waktu optimal satu sampel hanya 1,5 jam. “Tidak jarang ada peneliti mengirim 30 sampel sekaligus sehingga bisa dikerjakan dalam beberapa hari,” ujarnya.
Pengerjaan uji sampel ini dilaksanakan mengikuti jadwal jam kerja LPPT. Menurutnya, di masa mendatang LPPT nantinya bisa melayani hingga 24 jam sehingga masing-masing peneliti bergiliran mendapatkan waktu memanfaatkan alat tersebut. Itu pun bisa terjadi apabila jumlah riset dan peneliti yang terlibat semakin banyak. (Humas UGM/Gusti Grehenson)