Universitas Gadjah Mada dan Direktorat Jendral Perbendaharaan Kementrian Keuangan RI sepakat melakukan kerja sama dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Kesepakatan kerja sama ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman bersama oleh Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., dan Direktur Jendral Perbendaharaan Kementrian Keuangan, Dr. Marwoto Harjowiryono, M.A., Jum’at (23/9) di Ruang Multimedia, Kantor Pusat UGM.
Marwoto menyampaikan apresiasi atas dukungan dan kerja sama UGM yang telah membantu dalam upaya peningkatan kompetensi dan keahlian sumber daya manusia di Dirjen Perbendaharaan terkait dengan pengelolaan keuangan negara. Dia berharap melalui penandatanganan kerja sama ini bisa memperkuat jalinan kerja sama yang telah dibina sejak tahun 2011 silam.
“Kami berharap kedepan kerja sama ini bisa terus dikembangkan. Dukungan dari UGM terus kita harapan sehingga kami bisa memiliki SDM yang selalu update akan informasi,” harapnya.
Dalam kesempatan itu, Marwoto menyampaikan bahwa saat ini Direktorat Perbendaharaan mengelola uang negara sebesar Rp. 2.094 triliun. Hal ini tentunya menjadi tantangan untuk mengelola uang dalam jumlah besar, tetapi harus tersampaikan dengan baik. Dalam proses tersebut pihaknya mengembangkan berbagai penyempurnaan manajemen keuangan dengan memanfaatkan teknologi informasi.
“Kami membuat simplifikasi untuk mempermudah stake holder dalam memanfaatkan layanan perbendaharaan. Salah satunya melalui pemanfaatan teknologi informasi dalam pengembangan manajemen keuangan, ada contohnya yang bisa ditampilkan dalam konteks pendidikan,” jelasnya.
Rektor UGM mengucapkan terima kasih atas kepercayaan Direktorat Perbendaharaan untuk mengembangkan kapasitas sumber daya manusianya. Terkait pengembangan layanan berbasis teknologi informasi di Direktorat Perbendaharaan, Dwikorita mengatakan langkah tersebut sejalan dengan apa yang telah dilakukan UGM. Saat ini UGM telah berproses dalam pengembangan digital economic dan salah satu hasilnya yaitu e-Goverment yang telah diaplikasikan sejumlah provinsi di Indonesia.
“Pengembangan digital economic ini bisa kita kaji bersama-sama nantinya,” katanya.
Dwikorita mengatakan bahwa saat ini ancaman dari dunia digital sangat besar. Karenanya, perlu terobosan dan gebrakan besar agar tidak terjajah oleh kemajuan digital tersebut.
“Pertahanan negara tidak hanya lewat senjata, tetapi juga lewat digital melalui pengembangan riset dan pendidikan yang berkualitas,” terangnya.
Pengambangan digital economic terbukti mampu meningkatkan nilai tambah ekonomi yang luar biasa di Korea Selatan. Sejak tahun 1970-an Korea Selatan berhasil keluar dari low income track karena pertumbuhan perekonomiannya ditopang dengan IPTEK. Hal serupa perlu dilakukan Indonesia dengan mengubah paradigma pembangunan tidak hanya bertumpu pada sumber daya alam tetapi mengarah pada penguatan IPTEK.
“Bersama-sama kita mencari terobosan dan melakukan riset berkualitas untuk melahirkan pengembangan IPTEK yang mampu menggerakan perekonomian bangsa dan berbagai lompatan seperti di Korea ,” pungkasnya. (Humas UGM/Ika;foto: Firsto)