Sebanyak 24 mahasiswa asing mengikuti kegiatan praktik kesehatan lapangan yang diselenggarakan Fakultas Kedokteran UGM selama 3 minggu di tujuh kecamatan yang ada di Kabupaten Kulon Progo. Para mahasiswa calon profesional kesehatan ini akan menetap di rumah warga dan menjalani berbagai macam kegiatan di pusat pelayanan kesehatan seperti puskesmas, posyandu, puskesling setempat. Para mahasiswa asing ini berasal dari beberapa uninversitas di Jerman, Belanda, Malaysia, Jepang, Korea, Thailand dan Australia.
Dekan Fakultas Kedokteran UGM, Prof. Dr. dr. Teguh Aryandono, Sp. B(K)., mengatakan praktik kesehatan bersama para mahasiswa asing ini dalam rangka kegiatan summer course yang bertajuk Interprofessional Health Care. Para mahasiswa calon praktisi dan tenaga medis ini akan melihat langsung permasalahan kesehatan masyarakat pedesaan. “Kita harapkan selama mengikuti summer course ini para mahasiswa bisa saling berbagi pengalaman dan mempraktikkan ilmu yang mereka dapatkan dari kampus masing-masing,” kata Teguh kepada wartawan Jumat (23/9) di ruang Esekutif KPTU FK UGM.
Dipilihnya Kulon Progo sebagai lokasi kegiatan lapangan menurut dr. Hadianto, Sp.A., selaku koordinator pelaksana kegiatan, karena daerah ini sudah menjadi lokasi kegiatan pengabdian masyarakat para sivitas akademika FK UGM sehingga akan dijadikan percontohan dari sistem layanan kesehatan nasional. Disamping itu, tambahnya, Kulon Progo dianggap sistem layanan kesehatannya sudah berjalan dengan baik terutama keberhasilan dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak serta pengentasan berbagai penyakit menular. “Angka kematian ibu dan anak di daerah ini termasuk rendah dibanding angka rata-rata nasional,”ujarnya.
Sementara untuk kasus penyakit malaria, tingkat insidensi angka kematian di sana mencapai 1 per 1.000 penduduk. Padahal sebelumnya, sekitar daerah perbukitan Menoreh misalnya, dikenal sebagai lokasi endemik malaria. “Sekarang sudah tidak lagi tapi untuk mengeliminasi hingga menjadi nol, saya kira juga sulit, “katanya.
Staf pengajar dari Universitas Sains Malaysia, Prof. Dr. Rohana, menyambut baik kegiatan praktik kesehatan lapangan yang diselenggarakn oleh FK UGM dan diikuti mahasiswanya.”Mereka dapat gambaran tentang apa itu kesehatan ibu dan anak, termasuk bagaimana program penanggulangan penyakit TBC, malaria, dan eliminasi penyakit yang lain,”katanya.
Menurut Rohana, sistem pelayanan kesehatan yang berlaku di Indonesia sekarang ini dinilainya sudah dilaksanakan secara komprehensif mulai dari tingkat layanan kesehatan di puskesmas hingga layanan rumah sakit. Berbeda dengan yang ada di Malaysia, sistem kesehatan disana lebih diarahkan pada upaya program pencegahan. “Di Malaysia tingkat pencegahan lebih penting daripada mengobati,” ujarnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)