Perguruan tinggi sebagai institusi yang menjalankan tugas pendidikan, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat menjadi gudang dari berbagai inovasi dan pengetahuan. Namun, agar hasilnya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat, diperlukan peran serta dari pihak swasta dan pemerintah. Hal inilah yang melatarbelakangi UGM untuk menyelenggarakan University Corporate Social Responsibility and Innovator Forum, Sabtu (24/9) di Grha Sabha Pramana UGM.
“Sepuluh tahun yang lalu kita lebih banyak fokus pada pendidikan dan pengabdian. Sekarang inovasi coba kita kembangkan, tapi unsur-unsurnya belum dikolaborasikan secara maksimal. Karena itu, kami mengadakan University Corporate Social Responsibility and Innovator Forum untuk menajamkan kerja sama dan menghasilkan inovasi yang bisa langsung dinikmati masyarakat,” ujar Wakil Rektor UGM Bidang Kerja Sama dan Alumni, Dr. Paripurna Suganda, S.H., M.Hum., LL.M.
Sementara itu menurut Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM, Dr. Hargo utomo, MBA, universitas memegang peranan yang penting dalam menjaga keberlangsungan kegiatan pemberdayaan masyarakat.
“Social responsibility menjadi bagian dari pilar universitas, karena itu pelaksanaan CSR harus dikombinasikan dengan konsep community enhancement yang dimiliki oleh universitas,” ujarnya.
Ia menjelaskan bagaimana prinsip CSR perlu diubah, bukan hanya sebagai sebuah kegiatan amal atau bakti sosial, dengan perubahan orientasi dari kegiatan yang mengeluarkan biaya besar atau cost-centric activites menjadi social investment atau kegiatan pemberdayaan masyarakat agar mereka mampu mengembangkan potensi mereka sendiri.
“Tantangan terbesar saat ini adalah bagaimana menjadikan social action menjadi social investment. Bukan hanya bagi-bagi sebagian profit terus jadi ambulans. Itu juga penting, tapi CSR mesti lebih dari sekadar charity,” papar Hargo.
Karena itu, menurutnya, UGM memilih untuk menggunakan pendekatan hilirisasi riset akademik dengan kolaborasi bersama berbagai mitra dengan kombinasi konsep enterprise development dan community empowerment. Kaitan antara perguruan tinggi, industri, dan pemerintah dapat mewujudkan misi tersebut dan menjadi kekuatan besar dalam mengawal proses perubahan sosial.
Dalam kegiatan yang dihadiri oleh para peneliti dan mahasiswa UGM serta perwakilan dari beberapa perusahaan dan instansi pemerintah ini, dilakukan presentasi berbagai produk inovasi UGM, seperti startup penggalangan dana Galanggo, alat untuk terapi pasien hidrosefalus INA-Shunt, serta kedelai hitam Mallika.
University Corporate Social Responsibility and Innovator Forum ini pun memperoleh tanggapan baik dari para tamu undangan yang langsung menyambut peluang kerja sama pengembangan produk riset UGM. Forum ini sendiri menjadi bagian dari UGM Expo yang diselenggarakan sebagai salah satu rangkaian acara perayaan Dies Natalis UGM ke-67. (Humas UGM/Gloria: Foto: Firsto)