Sebanyak 11 mahasiswa UGM berhasil lolos melaju ke Olimpiade Sains Nasional Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora). Mereka akan berkompetisi memperebutkan gelar juara dalam OSN yang digelar selama tiga hari, 27-29 September 2016 di Universitas Mercubuana, Yogyakarta.
Kasubdit Kreativitas Mahasiswa UGM, Ahmad Agus Setiawan, S.T., M.Sc., Ph.D., menyampaikan kesebelas mahasiswa UGM tersebut dikirim untuk mengikuti seleksi tingkat nasional di empat bidang yaitu matematika, kimia, fisika, dan biologi. Sebelas mahasiswa yang berhasil lolos masing-masing terdiri dari 3 mahasiswa bidang matematika, 3 mahasiswa bidang kimia, 3 mahasiswa biologi, serta 2 mahasiswa bidang fisika.
“Dari 33 mahasiswa yang kami kirim, 11 mahasiswa diantaranya terpilih melalui seleksi ketat OSN tingkat daerah,”katanya, Selasa (27/9) saat melepas kontingen UGM.
Ahmad Agus menyebutkan sebelas mahasiswa UGM itu bersama dengan 1 mahasiswa UNY terpilih menjadi perwakilan DIY dalam OSN Dikpora. Dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh Disdikpora DIY ini mereka akan berkompetisi bersama dengan ratusan peserta lain dari berbagai perguruan tinggi se-Indonesia.
Pembinaan dan berbagai pelatihan secara rutin diberikan pada delegasi UGM yang akan melaju ke OSN Dikpora. Salah satunya, melalui Komunitas Olimpiade Nasional MIPA (ON MIPA). Lewat komunitas ini para mahasiswa dipersiapkan untuk mengikuti kompetisi sains nasional dalam empat bidang. Mereka diberikan pembekalan dan latihan bersama dengan alumni ON MIPA dan olimpiade masing-masing bidang .
“Penjaringan bibit-bibit berprestasi di tingkat universitas juga kami lakukan salah satunya melalui Kontes Online Terbuka (KOSTI) untuk mahasiswa UGM,”terangnya.
“Semoga bisa meraih gelar juara umum dalam kompetisi ini,” harapanya.
Ahmad Agus menyampaikan bahwa UGM terus berupaya meningkatkan pembinaan pada mahasiswa. Hal tersebut dilakukan untuk memperkuat kualitas mahasiswa untuk mengikuti berbagai lomba di tingkat nasional dan internasional.
“Semoga bisa mendapatkan juara umum dan menjadikan ini sebagai ajang untuk proses pembinaan yang kontinu. Selain itu, bisa menjadi pijakan dan jalan untuk kompetisi yang lebih besar termasuk di level internasional,”katanya. (Humas UGM/Ika)