Indonesia telah kehilangan salah satu tokoh penting dan berpengaruh dalam perjuangan memberantas Tuberkulosis. Dokter Jan Voskens, Direktur KNVC Indonesia, telah meninggal dunia pada 23 Agustus 2016 di Belanda setelah menderita sakit hampir 1 tahun.
Memiliki hubungan yang istimewa dengan Dr. Jan Voskens dan KNCV dalam pengendalian TB di Yogjakarta, Fakultas Kedokteran UGM menggelar kegiatan Memorial Symposium Dr. Jan Voskens (22 January 1952 -23 Agustus 2016). Bertempat di University Center UGM, Jum’at (7/10), Memoryal Symposium mengadakan Talk Show berjudul “Jogjakarta dan Jan Voskens” dan Diskusi Panel Riset untuk Pengendalian TB.
Talk show “Jogjakarta dan Jan Voskens” menghadirkan panelis Prof. Adi Utarini, Dr. Ning Rintiswati, Dr. Sri Retno Irawati, Dr. Andajani Woerjandari dan moderator dr. Yodi Mahendradhata. Sementara itu, diskusi panel menghadirkan pembicaa Dr. Yodi Mahendradhata (FK UGM), Dr. Asik Surya, MPPM (NTP-MOH), Dr. Setiawan Jati Laksono (WHO Indonesia) dan Dr. Kitty Van Weezenbeek (Direktur KNCV) dengan moderator Dr. Ari Probandari (UNS).
Tri Lestari, MED, M.Med., Sc., salah satu peneliti di Center for Health Policy & Management, Fakultas Kedokteran UGM, mengatakan bersama Jan Voskens dan KNCV, di Yogjarkarta pada tahun 2000 dikembangkan kegiatan Hospital DOTS Linkage (HDL), yang merupakan jejaring RS, Puskesmas dan dinas kesehatan di Yogyakarta. HDL ini pun diikuti dengan pembentukan Komite DOTS yang terdiri dari pakar Tuberkulosis di Yogyakarta.
“Ini merupakan wadah untuk konsultasi permasalahan TB di Yogjakarta. Kegiatan HDL ini berhasil meningkatkan temuan kasus TB di Yogjakarta hingga 50 persen,” ujar Tri Lestari.
Menurut Tri Lestari, HDL dan komite DOTS menjadi percontohan strategi pelibatan rumah sakit dalam pengendalian TB di Indonesia. Berbasis kerja sama yang baik, berkembang kegiatan-kegiatan kolaboratif lainnya, diantaranya penelitian TB-HIV, evaluasi ekonomi pelibatan sektor swasta dalam pengendalian TB dan pendampingan penyusunan strategi nasional pengendalian TB.
Selain itu, dilakukan pula pendampingan penyusunan proposal untuk GFATM, pengembangan pusat pelatihan regional TB dan pengembangan laboratorium TB dengan standar internasional di FK UGM. Saat ini, laboratorium TB di FK UGM menjadi salah satu pusat rujukan untuk pemeriksaan TB di Indonesia.
KNCV pun berperan dalam penyediaan Gen Xpert, alat diagnosis canggih untuk membantu penemuan kasus TB resisten obat (Multi Drug Resistant TB) yang sangat mematikan dan sulit untuk diobati. Laboratorium TB FK UGM telah melayani ribuan pasien TB dan mendukung pengobatan TB lebih baik.
“Berpulangnya Jan Voskens, merupakan kehilangan satu mitra sejati dalam pengendalian TB di Yogjakarta. Karena itu, kami ingin mengenang kiprah dan melanjutkan perjuangan Jan Voskens dalam pengendalian TB di Yogjakarta,” ungkapnya. (Humas UGM/ Agung)