Dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM), Dra. Reni Rosari, M.B.A., berhasil menyandang gelar doktor usai menjalani ujian terbuka program doktor di FEB UGM, Jum’at (7/10). Dalam kesempatan itu Reni mempertahankan disertasi berjudul “Pengembangan dan Validasi Pengukuran Kepemilikan Psikologikal Pada Konteks Budaya Jawa di Indoensia”.
Reni menyampaikan bahwa dalam konteks budaya Jawa terdapat dua bentuk yaitu kepemilikan psikologikal orientasi sosial (rumongso melu handarbeni) dan kepemilikan psikologikal orientasi individual (romongso melu handuweni). Pada kepemilikan psikologikal orientasi sosial meliputi lima dimensi yakni efikasi diri, identifikasi organisasional yang terbentuk dari identitas diri dan sense of belonging, akuntabilitas, hubungan, serta pencegahan.
“Sementara dalam kepemilikan orientasi individual sebagai faktor first order terdiri dari satu dimensi territorial,” kata wanita kelahiran Purwokerto 47 tahun silam ini.
Hasil penelitian lainnya menunjukkan adanya pengaruh kepemilikan psikologikal orientasi sosial dalam organisasi. Rumongso melu handarbeni berpengaruh positif dalam perilaku organisasional yaitu komitmen afektif dan perilaku kekeluargaan organisasional. Selain itu juga memiliki hubungan positif terhadap kepemimpinan transformasional.
Sementara itu, rumongso melu handuweni memiliki pengaruh negatif terhadap komitmen afektif dan perilaku kewargaan organisasional. Kepemilikan psikologikal jenis ini juga memiliki hubungan negatif dengan kepemimpinan transformasional.
Disampaikan Reni, dalam konteks budaya Jawa saat seseorang rumongso melu handuweni terhadap target kepemilikan, artinya dalam diri pribadi tersebut masih dikuasai nafsu dan pamrih. Individu ini akan menggunakan segala sesuatu hanya untuk kepentingan pribadi tanpa menghiraukan kepentingan sosial.
“Orang seperti ini dalam konteks budaya Jawa dikatakan sebagai orang durung Jawa (belum Jawa). Karena orang Jawa sejati memiliki rumongso melu handarbeni yang lebih besar daripada rumongso melu handuweni,” pungkasnya (Humas UGM/Ika)