Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJSTK) menjalin kerja sama dengan UGM untuk meningkatkan kualitas layanan serta untuk bersama-sama mencari solusi demi perkembangan jaminan sosial di Indonesia. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) oleh pimpinan kedua institusi, Senin (10/10) di Gedung Pusat UGM.
“Kami tidak mungkin bekerja sendiri, karena itu kami ingin mengajak seluruh elemen masyarakat untuk sama-sama bekerja, bersinergi dan berkolaborasi dalam rangka memperkuat institusi BPJS untuk menjalankan tugas negara dalam memberikan jaminan sosial kepada masyarakat,” ujar Direktur Utama BPJSTK, Agus Susanto.
Lebih lanjut ia menjelaskan, kerja sama ini akan dijalankan dalam tiga bidang, yaitu penelitian, pendidikan, serta pengabdian kepada masyarakat demi memperkuat tiga elemen utama BPJS, yaitu people, process, dan infrastructure. Dalam bidang penelitian, BPJSTK dan UGM akan bersama-sama melakukan riset yang terkait pengambilan kebijakan BPJSTK yang memiliki landasan ilmiah dari hasil penelitian.
“Kami mengajak seluruh pihak agar kebijakan yang akan diterapkan di kemudian hari dapat melibatkan universitas untuk mendapatkan kajian yang bersadarkan ilmiah dan bukan kepentingan lain. Lembaga non-universitas sering kali memberikan masukan yang sarat dengan kepentingan kelompok, sehingga kami melihat bahwa universitaslah mitra strategis untuk melakukan kajian ini,” jelasnya.
Dalam bidang pendidikan, kerja sama dilakukan melalui program double degree UGM-Melbourne University, khususnya terkait bidang-bidang sosial, kebijakan, dan pembangunan, serta melalui kegiatan training, short course, maupun workshop. Sementara itu, dalam bidang pengabdian kepada masyarakat, kerja sama yang dilakukan terkait dengan sosialisasi program serta perlindungan BPJSTK bagi mahasiswa UGM selama masa program Kuliah Kerja Nyata (KKN).
“Terkait KKN ini kami ingin bekerja sama, bersinergi dalam rangka sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya sistem jaminan sosial melalui para mahasiswa KKN,” ujar Agus menambahkan.
Kerja sama ini disambut baik oleh Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D. Kerja sama ini, menurutnya, sejalan dengan semangat perjuangan berdirinya UGM yang juga terus dikobarkan hingga saat ini melalui semangat socio-enterpreneur.
“Di usia UGM yang ke-67 pada tahun ini, kami tetap memegang semangat berdirinya UGM. Tidak hanya sebagai kampus kerakyatan atau kampus perjuangan, tapi kami berupaya menjadi universitas pionir yang membawa perubahan dalam zaman,” paparnya.
Terkait kerja sama di bidang penelitian, secara khusus Dwikorita menyampaikan peluang yang bisa dijajaki bersama Rumah Sakit UGM, utamanya terkait sarana dan prasarana kesehatan untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat Yogyakarta. Kerja sama ini diharapkan dapat benar-benar menjadi perwujudan Tridharma Perguruan Tinggi sebagai solusi yang dapat secara langsung mengatasi persoalan masyarakat, memajukan kepentingan kemanusiaan, serta mendorong kesejahteraan nasional.
“Tridharma Perguruan Tinggi bukan berhenti di seminar atau jurnal ilmiah, tapi harus diwujudkan secara nyata. Kami akan menyiapkan program khusus untuk meningkatkan kapasitas para calon leader dan thinker di BPJSTK melalui para akademisi UGM yang siap bukan hanya karena banyak membaca buku, tapi juga membaca masalah dan peluang di masyarakat,” pungkasnya. (Humas UGM/Gloria; Foto: Firsto)