Tim Mahasiswa UGM berhasil menjadi juara umum dalam ajang International Geomapping Competition yang diselenggarakan oleh Departemen Teknik Geologi UGM berkolaborasi dengan Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi UGM (HMTG FT-UGM) pada 1-7 Oktober 2016 di kampus UGM. Kompetisi ini diikuti oleh 14 tim dari berbagai perguruan tinggi dari seluruh penjuru Asia Tenggara, seperti Institut Teknologi Bandung, Universiti Malaysia Kelantan, Chulalongkorn University, Mahidol University, University Kebangsaan Malaysia, Chiang Mai University, dan Universitas Trisakti.
Kontingen UGM yang diwakili oleh Achmad Faizal Amin, Eka Dhamayanti, dan Ekky Reno Priyambodo dari Departemen Teknik Geologi UGM ini berhasil meraih medali emas setelah berhasil mengalahkan 14 tim peserta lainnya. Ketua Tim UGM, Ekky Reno Priyambodo, memaparkan kompetisi pemetaan geologi ini beralngsung cukup ketat karena semua tim harus mengikuti semua tahap perlombaan berupa pengambilan data lapangan, pengolahan data dan presentasi hasil pemetaan. Setiap tim dituntut juga untuk bisa melakukan observasi dengan teliti dan cermat, dengan keterbatasan waktu yang sudah disediakan panitia dalam membuat sebuah peta geologi. “Di kompetisi ini kami mengamati hal-hal sekecil apapun di lapangan, serta data yang kami dapatkan di lapangan itu benar-benar data yang bisa dipertanggungjawabkan,” ujar Ekky kepada wartawan, Kamis (20/10).
Ia menambahkan, pengalaman melakukaan pemetaan lapangan sering dilakukan waktu kuliah lapangan sehingga sangat membantu. Namun begitu, kondisi fisik dan mental sangat menentukan dalam pengambilan data di lapangan. “Medan yang kami hadapi sangat berat, harus naik-turun bukit, menyeberang sungai, dan harus ditempuh dengan berjalan kaki,” ujarnya.
Meski demikian, persiapan yang dilakukan anggota tim sebelum menuju perlombaan tidak sia-sia karena mereka berhasil menjadi juara dalam komptisi ini. Seperti diketahui, dalam International Geomapping Competition ini setiap peserta diberi waktu 3 hari untuk melakukan pengambilan data lapangan, kemudian diikuti dengan pengolahan data dan presentasi hasil pemetaan dengan luas penelitian sebesar 2 km x 2 km. Selama kompetisi, peserta dikarantina sehingga tidak diperkenankan membawa alat elektronik. “Pemetaan di lapangan dilakukan selama 3 hari. Malamnya diagendakan untuk pengolahan data di basecamp yang telah dipersiapkan untuk masing-masing tim. Pada hari keempat, peserta mengolah data serta mempersiapkan poster, presentasi, dan narasi, kita bersyukur saat penutupan diumumkan tim kita sebagai pemenang,” kata Eka Damayanti, salah satu anggota tim lainnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)