UGM terus meraih prestasi di kancah nasional maupun internasional. Kali ini prestasi diperoleh Dosen Sekolah Vokasi, Program Studi Teknik Sipil yakni Dr. Ing. Ir. Agus Maryono. Dosen lulusan S3 University of Karlsruhe (Jerman) di bidang hidro ini baru saja memperoleh penghargaan sebagai Tokoh Inspiratif atau Reksa Utama Anindha 2016 dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Manado, pertengahan bulan ini.
Agus dipilih BNPB sebagai Tokoh Inspiratif karena kontribusinya di bidang sungai telah memberikan manfaat dan dampak positif di berbagai wilayah di Indonesia. Sejak 2001, Agus Maryono telah banyak menulis terkait tentang ide dan wacana di bidang hidro terutama banjir dan sungai. Banyak buku telah dihasilkan Agus berkaitan masalah-masalah hidro di Indonesia, diantaranya “Pengelolaan Sungai Ramah Lingkungan”, “Menangani Banjir, Kekeringan, dan Lingkungan”, “Restorasi Sungai”, dan masih banyak lagi. Agus bahkan menciptakan buku komik khusus anak tentang sungai yang berjudul “Aku Cinta Sungaiku”. “Lewat buku komik tersebut saya ingin menumbuhkan rasa cinta anak-anak terhadap sungai dan turut melestarikannya,” ungkap Agus, Selasa (25/10).
Terpilihnya Agus Maryono sebagai Tokoh Inspiratif oleh BNPB juga tak lepas dari keaktifannya di bidang restorasi sungai di Indonesia. Tercatat ada 29 grup restorasi sungai di berbagai kota dan kabupaten di Indonesia dibawah koordinasi Agus. “Berbagai grup tersebut tersebar dan akan terus berkembang sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian sungai,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu, ia bercerita tentang latar belakang terbentuknya gerakan restorasi sungai. Hal itu berangkat dari keprihatinannya pada kondisi sungai yang penuh dengan sampah, sungai diluruskan, sungai dipersempit dan banyak persoalan lainnya. Padahal, menurut Agus, sungai adalah urat nadi kehidupan kita yang ironisnya tidak diurus. “Persoalan yang serupa tidak hanya di satu atau dua wilayah di Indonesia, melainkan hampir di seluruh wilayah Indonesia,” ujar Agus.
Agus memulai aktivitas restorasi sungai dari hal yang kecil dan sederhana yakni membersihkan sungai. Bersama mahasiswa dan warga, Agus bersama-sama membersihkan sungai dari sampah yang dapat menghalangi laju air. “Mungkin terdengarnya lucu, bersih-bersih sungai nanti juga bakal kotor lagi, tetapi kalau tidak melakukan action dan hanya menunggu kesadaran dari berbagai pihak, mending kita mulai dari diri kita sendiri,” tegas Agus.
Apa yang dilakukan dan Agus dan berbagai elemen membuahkan hasil. Restorasi sungai meningkat di berbagai wialayah seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian sungai. Pemerintah Daerah, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementrian Pekerjaan Umum, BNPB dan berbagai instansi terkait pun mendukung penuh atas upaya restorasi sungai.
Restorasi sungai memiliki lima poin penting terkait restorasi. Poin pertama yakni restorasi hidrologi, yaitu kita bersama-sama sekuat tenaga berusaha untuk mencegah masuknya sampah ke sungai, sehingga sungai bebas sampah. Poin kedua, yakni restorasi ekologi yang merupakan upaya pengembalian sungai kembali ke keadaan yang cocok untuk lingkungan hidup flora dan fauna. Hal itu dilakukan dengan menciptakan lingkungan yang baik untuk tumbuh ikan dan menebar ikan. Poin selanjutnya adalah restorasi morfologi sungai, yakni mengembalikan bentuk sungai yang optimal dan sealami mungkin. Kemudian juga dilakukan restorasi sosial budaya dan ekonomi di sekitar sungai. Terakhir, restorasi kelembagaan dan regulasi sungai. (Humas UGM/Catur)